Pijat memang bisa merilekskan otot-otot tubuh yang tegang. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang tidak boleh dipijat. Kondisi seperti apa?
Menurut Niniek Soetini SSt FT, manusia memang makhluk yang memiliki sifat skin hunger. ”Artinya, dengan sedikit memberikan sentuhan, seseorang akan merasa nyaman,” ujarnya.
Meski bisa membuat tubuh rileks, bukan berarti
setiap orang bisa dipijat sembarangan. Menurut Niniek, seseorang tidak
boleh dipijat bila sedang dalam kondisi:
- Demam
Saat demam sebaiknya tidak pijat. Apalagi bila suhu tubuh lebih dari 37
derajat C. Sebab, demam menunjukkan bahwa dalam tubuh sedang terjadi
reaksi radang.
- Bengkak
Bila ada pembengkakan di tubuh sebaiknya juga tidak boleh dipijat.
Sebab, pembengkakan terjadi akibat adanya kelainan pembuluh darah,
adanya kerusakan jaringan, seperti rupture otot, retak tulang, atau perdarahan di bawah kulit. Sehingga, pemijatan justru akan menyebabkan kondisi bengkak akan semakin parah.
- Menderita Penyakit Kulit
Menderita penyakit kulit, apalagi ada bagian yang luka terbuka,
sebaiknya tidak pijat. Sebab, pemijatan dikhawatirkan akan memperparah
kondisi penyakit kulit, akibat infeksi.
- Menderita Penyakit Tertentu
Menderita penyakit tertentu sebaiknya juga tidak pijat. Sebab, menderita
penyakit tertentu bisa menurunkan sensitivitas kulit, sehingga tidak
dapat merasakan efek pijat.
Di luar kondisi yang telah disebutkan, kata
Niniek, seseorang boleh-boleh saja dipijat. Meski begitu, ia
mengingatkan agar memerhatikan hal-hal berikut demi kenyamanan dan
keamanan:- Konsultasikan
Sampaikan keluhan yang dirasakan, apakah karena kelelahan, hanya ingin rileks, atau adanya ketegangan otot di beberapa bagian tubuh. Dengan begitu, pemijat bisa menyesuaikan sesuai dengan keluhan yang terjadi.- Satu Jam setelah Makan
Jangan langsung pijat setelah makan. Sebab, pada saat itu, makanan masih berjalan menuju lambung. Sehingga, pemijatan akan menimbulkan rasa tidak nyaman.- Atur Suhu Ruangan
Perhatikan suhu ruangan tempat pemijatan. Sebab, saat dipijat tentu seseorang tidak mengenakan busana agar pemijatan benar-benar terasa. Suhu yang dianjurkan adalah suhu kamar. ”Jadi, tidak terlalu dingin. Kalau terlalu dingin, dikhawatirkan akan menyebabkan hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara mendadak, yang tentunya bisa berakibat fatal,” ujar Niniek.- Pilih Media yang Tepat
Pemijatan biasanya dilakukan menggunakan media penghantar, seperti lotion atau minyak untuk mengurangi tarikan pada kulit. Nuniek tetap mengingatkan agar pemilihan lotion atau minyak yang digunakan benar-benar tepat.- Dosis Harus Tepat
Dosis pemijatan harus tepat. Jangan kurang atau sebaliknya terlalu keras. Dikatakan Niniek, di awal pemijatan, pemijat biasanya akan bertanya apakah tekanan yang diberikan kurang atau terlalu keras. ”Nah, gunakan itu untuk mengatur dosis pemijatan yang diinginkan, sehingga pemijatan benar-benar sesuai dengan kebutuhan,” katanya.- Hindari Daerah Perut
Sebaiknya hindari pemijatan di daerah perut. Sebab, di dalam perut terdapat banyak organ-organ intestinal, seperti lambung, usus, rahim dan sebagainya.Bila salah menekan, dikhawatirkan malah akan berakibat fatal, seperti pecahnya pembuluh darah salah satu organ intestinal. Atau, adanya pergeseran dari organ dalam. Niniek mengatakan, pemijatan dianjurkan dua minggu atau sebulan sekali. ”Pada saat itu, penumpukan asam laktat sudah cukup banyak, sehingga tubuh terasa lelah,” ujarnya.
(Sumber http://nyata.co.id/tips/sehat)
No comments:
Post a Comment