Jika jantung Anda sering berdetak cepat, tak ada salahnya untuk mulai peduli terhadap hal tersebut. Bisa jadi, Anda terkena penyakit jantung. Bukannya menakuti, kenyataannya serangan jantung pada wanita banyak disebabkan oleh hipertensi atau kolesterol tinggi—dan kedua hal ini terbukti dapat ditangani atau dihentikan.
Menurut DR, dr, Muhammad Munawar SpJP(K), FIHA, FACC, FESC, ada beberapa jenis penyakit jantung, seperti kardiomiopati (kelemahan otot jantung), jantung bawaan (biasa disebut jantung bocor), jantung katup dan jantung aritmia (gangguan irama jantung). Penyakit jantung ‘populer’ menyerang masyarakat adalah jantung koroner. “Jantung koroner disebabkan oleh penebalan dinding pembuluh darah (stenosis) yang terjadi secara perlahan. Bisa juga karena pembekuan darah (trombus) yang prosesnya mendadak. Akibatnya terjadi gangguan pada pembuluh koroner yang memberi oksigen pada jantung,” jelas Munawar.
Fakta bahwa penyakit jantung merupakan perenggut nyawa wanita terbesar didukung oleh penelitian Women and Cardiovascular Diseases 2012 yang menyebutkan sebanyak 7,5 juta wanita menderita jantung koroner dan lebih dari 500.000 wanita mengalami serangan jantung. Meski begitu, masih banyak wanita yang belum sepenuhnya menyadari bahaya dari penyakit jantung ini.
Anggapan bahwa banyak wanita menyepelekan penyakit jantung koroner juga tak bisa lepas dari faktor gejala yang sulit dideteksi. Biasanya keluhannya terlihat ‘sepele’. Seperti jantung berdebar, sesak, lelah, perasaan ingin pingsan, keringat dingin, dan mual. Umumnya hal itu terjadi pada saat istirahat tidur di malam hari atau ketika stres.
“Yang sering menjadi salah paham, keluhan nyeri dada akibat jantung koroner tidaklah tajam seperti ditusuk-tusuk pada satu titik, namun lebih ke rasa tidak nyaman di sisi kiri tubuh dan jangkauan keluhannya meluas, tembus ke punggung, menjalar ke bahu, leher, lengan dan (mungkin) ke dada sisi kanan. Terkadang keluhan disertai sesak nafas, mual-mual dan keringat dingin sehingga sering dikira masuk angin atau sakit lambung.”
“Gejala sering mengalami sesak napas harus diwaspadai, terutama saat sedang beraktivitas. Awalnya mungkin hal ini terjadi ketika beraktivitas berat seperti olahraga, kemudian berubah saat jalan kaki 10 meter saja, misalnya, Anda sudah ngos-ngosan. Red alert jika sesak napas terjadi saat Anda beraktivitas ringan seperti mandi,” tambah Munawar.
(Sumber http://www.cleo.co.id/)
No comments:
Post a Comment