JIKA dulu agaknya HP itu hanya dimiliki keluarga dengan ekonomi menengah ke atas dan dikategorikan dalam kebutuhan tersier. Maka HP sekarang ini bukan lagi barang mewah. Bahkan golongan ekonomi biasa pun sudah bisa mempunyai HP.
HP atau hand phone, seperti kita semua tahu, adalah teknologi komunikasi nirkabel yang saat ini sangat populer dan berharga cukup murah. Semua orang dapat membelinya. Dengan hanya Rp 200.000 kita sudah dapat memiliki hp lengkap dengan nomor perdana. Artinya, orang tua yang tidak kaya sekalipun mampu memiliki dua hp untuk diri sendiri dan anak.
Oleh karena itu, tidak sedikit orang tua dengan tanpa beban membelikan HP buat anak mereka yang masih duduk di bangku SD, bahkan TK. Hal ini tentu menjadi tekanan tersendiri bagi anak lain yang belum memiliki HP. Dan pada gilirannya, ini menjadi dilema tersendiri bagi orang tua yang anaknya terus merengek minta hp dengan uang sendiri atau dibelikan orang tua. Haruskah permintaan anak diikuti?
Sebelum memutuskan, ada baiknya orang tua mengetahui potensi efek negatif dari hp bagi anak remaja dan anak-anak, di samping efek positifnya.
Sebuah lembaga di Amerika bernama the National Campaign to Prevent Teen and Unplanned Pregnancy pada 25 September sampai dengan 3 Oktober 2008 mengadakan survei tentang seberapa banyak anak remaja dalam usia antara 13 sampai 19 tahun yang pernah mengakses, melihat, mengirim dan menonton foto dan video porno.
Hasilnya, cukup mengejutkan:
a. 20% remaja pernah mengirim gambar porno, semi porno atau video porno yang diperankan mereka sendiri.
b. 33% remaja pernah mengirim atau memposting sms bernada seks, via email atau chatting.
c. 48% remaja pernah menerima sms atau email porno via hp.
Sementara itu, dampak lain dari kepemilikan hp bagi remaja adalah kurang tidur. Sebuah riset yang diadakan oleh Nielson pada 2009 pada remaja Amerika menemukan bahwa rata-rata mereka mengirim sms 2.899 kali setiap bulan. Termasuk sms-an di tengah malam. Artinya, ini menyebabkan mereka kurang tidur. Kurang tidur (sleep deprivation), menurut direktur the Oakland California Public Health Institute’s Center for Research on Adolescent Health and Development, dapat menyebabkan permasalahan dengan ketajaman mental, stabilitas mood dan hyper-aktif. apalagi saat ini, hp bukan hanya untuk sms-an, tapi juga untuk Facebook-an dan Twitter-an.
Kota bisnis New York bahkan melarang penggunaan hp di sekolah sejak tahun 2006 karena dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar, sering dipakai nyontek, memotret yang ada di kamar mandi, dan lain-lain. Pada Mei 2008, Mahkamah Agung AS memperkuat keputusan larangan penggunaan hp di sekolah tersebut, adakah manfaat dari hp? Sebagaimana penemuan teknologi yang lain, manfaatnya tentu saja ada dan bahkan banyak. Terutama sebagai alat komunikasi dengan keluarga, kolega bisnis, dan lain-lain.
Jadi, kapan anak boleh punya hp sendiri?
Orang tua yang bijak tentu tahu kapan waktu yang tepat untuk mengijinkan anak punya hp sendiri. Yang jelas, pastikan bahwa hp itu akan membawa manfaat, bukan mudharat. Karenanya, mari pikirkan berkali-kali ketika akan memberikan HP kepada anak, timbang dulu manfaat dan mudharatnya. Jelaskan kepada mereka dan beri nasihat kenapa mereka belum diberi kesempatan untuk membawa HP ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya.
(Sumber www.islampos)
No comments:
Post a Comment