Kerja organ reproduksi pada perempuan memicu berbagai gangguan, salah satunya terbentuknya kista. dr Prima Progestian, SpOG, CHt, CBA, CPHR, dokter spesialis kandungan dan kebidanan di RSIA Muhammadiyah, Jakarta, menegaskan bahwa kista sebenarnya adalah tumor. Namun, kista ini berisi cairan, baik encer maupun kental. Kalau isinya padat, namanya bukan kista, tapi tumor padat yang biasa kita kenal. Miom adalah contoh tumor padat yang tumbuh di rahim.
Kista bisa tumbuh di semua organ tubuh manusia, seperti pada otak, jantung, mata, gusi, payudara, ginjal, termasuk di bagian reproduksi. Pada organ reproduksi, kista bisa tumbuh di indung telur, di luar ovarium, di dalam rahim, di mulut rahim, bahkan di vagina.
Penyebab timbulnya kista pada organ reproduksi perempuan, adalah faktor hormonal atau genetik. “Tiap bulan terjadi siklus, pergantian sel. Jadi bagian ini mudah terinfeksi. Pertumbuhan sel yang abnormal, semacam tumor, itu pun jadi lebih terbuka dibandingkan organ lainnya,” jelas dr Prima.
Tumor dan kista juga bisa tumbuh sendiri tanpa sebab yang diketahui pasti. “Diprediksi disebabkan oleh rokok, atau radiasi, misalnya pada saat difoto rontgen. Dari pencemaran pun bisa, seperti pencemaran udara dan penggunaan bahan-bahan plastik,” tambahnya.
Makanan tertentu bisa memicu timbulnya kista, terutama yang mengandung estrogen tinggi, seperti susu kedelai dan ayam broiler. Ayam kampung sebenarnya aman, tapi kalau disuntik hormon, sama saja dengan ayam broiler.
Perempuan usia 30 – 40 tahun, baik yang belum maupun sudah menikah, berisiko terkena kista. Sedangkan kista pada gadis belasan tahun biasanya bawaan, bukan karena faktor hormonal. Jadi, ada sisa sel embrio gadis tersebut saat masih dalam kandungan ibunya yang bersarang di organ reproduksinya lalu tumbuh menjadi kista.
Dari beberapa jenis kista, ungkap dr Prima, sebagian besar yang tumbuh di bagian reproduksi adalah kista jenis endometriosis, berasal dari jaringan endometrium. Jaringan ini biasanya melapisi dinding rahim, namun karena gangguan tertentu, jaringan ini malah tumbuh di luar rahim, bahkan di bagian indung telur. Kista endometriosis inilah yang menyebabkan wanita sulit hamil.
Jinak dan Ganas
Pada dasarnya, kista tidak berbahaya. Bahkan, kata dr Prima, yang mendalami bidang infertilitas (ketidaksuburan) perempuan, setiap bulan pada organ reproduksi perempuan muncul kista. “Namanya kista telur. Dia terbentuk lalu pecah sendiri, hilang saat menstruasi. Ukurannya sekitar 2 – 2,5 cm.”Namun, bila kista terus membesar, berukuran lebih dari 3 cm, maka digolongkan kista yang abnormal. Kista harus segera dioperasi ketika ukurannya sudah melebihi 5 cm. Kista yang tumbuh membesar dengan cepat berpotensi ganas dan menjadi kanker.
Setelah diangkat pun ada kemungkinan sekitar 20% kista akan tumbuh lagi. Kista yang tumbuh kembali dengan cepat setelah diangkat juga berisiko kanker, kecuali kalau indung telurnya juga diangkat.
Pada ibu hamil, kista berukuran di bawah 3 cm jarang menimbulkan masalah. Namun, bila lebih dari 5 cm berarti kista sudah tumbuh abnormal. Apalagi bila sampai terpelintir karena terdesak oleh janin yang membesar, akan terasa sangat menyakitkan. Itu harus diangkat, sekaligus mengurangi risiko ruang janin yang diambil alih pertumbuhan kista. Operasi aman dilakukan pada usia kehamilan minimal 16 minggu.
Teknik pengangkatan kista yang sesuai dengan kondisi kista juga memengaruhi tingkat kekambuhan penderita. Karena itu, tetap jalankan pola hidup sehat yang tak hanya berpengaruh pada pertumbuhan kista, namun juga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
(Sumber www.ummi)
No comments:
Post a Comment