27.12.14

Gangguan Kesehatan Khas Wanita; Kenali dan Atasi Masalahnya Sejak Dini

 

Mengenali gejala-gejala gangguan kesehatan akan bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi penyakit secara lebih dini. Khusus buat kaum perempuan, beberapa masalah gangguan kesehatan yang sebaiknya dikenali untuk diwaspadai adalah:


Masalah pada masa haid

Perbedaan yang khas pada laki-laki dan perempuan terlihat jelas sejak masa pubertas. Wanita memiliki fase menarch, yaitu fase terjadinya kematangan (maturitas) pada organ reproduksi yang ditandai dengan haid pertama. Menarche umumnya terjadi pada usia 10 – 13 tahun. Namun, karena pengaruh berbagai faktor, seperti gizi dan lingkungan sosial, usia menarche bisa terjadi lebih cepat, misalnya 9 tahun.

Pada masa ini, hormon khas perempuan, estrogen dan progesteron meningkat sangat pesat. Hormon ini memiliki fungsi utama dalam sistem reproduksi untuk memerintahkan otak melakukan berbagai macam perubahan seperti kapan mulai dan kapan stop haid. Hormon ini juga berkaitan dengan situasi emosional, sehingga seorang perempuan yang mengalami stress, siklus haidnya bisa terganggu.

“Ada yang siklus haidnya jadi panjang, ada yang malah jadi pendek atau tidak haid sama sekali. Jadi sifatnya memang sangat individual,” papar dr Oni Khonsa, SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi RS Persahabatan Jakarta.
Makanya, emosi perempuan yang sedang haid pun bisa berubah karena pengaruh hormon, meski kadarnya berbeda pada tiap orang, ada yang ringan, ada yang berat. “Tapi ada lho yang justru menikmati masa PMS (pre menstruasi sindrom) dan melampiaskannya dengan pemikiran, asyik... mumpung mood gue lagi ngaco,” kata dokter kelahiran Pekalongan 36 tahun lalu ini sambil tertawa.
Gangguan fisik juga kerap menyertai haid, misalnya saja nyeri di perut atau pinggang, payudara terasa penuh, mual dan sakit kepala. Tidak perlu berobat bila gangguan itu ringan saja. Tetapi bila dirasa berat dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya menghubungi dokter. Apalagi bila keluhan ini diiringi dengan kondisi perdarahan yang tidak normal seperti sangat banyak hingga harus ganti pembalut lebih dari sepuluh kali sehari, waktunya lebih dari 14 hari, darah yang keluar sangat sedikit, tidak haid namun juga tidak hamil atau gangguan-gangguan lain yang tidak umum terjadi pada hari-hari haid biasanya.
Pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan untuk mencari sebab ketidaknormalan haid ini, yang  bisa disebabkan sekedar karena gangguan hormonal, adanya myom, polip, kista atau bahkan karena kanker.

Masalah pada organ reproduksi bawah

Organ reproduksi wanita meliputi vagina, rahim, indung telur dan saluran-salurannya termasuk payudara karena proses kerja payudara juga terkait dengan kerja hormon estrogen dan progesteron. Dan organ serta saluran reproduksi wanita ini termasuk yang memiliki risiko gangguan infeksi dan non infeksi lebih besar dibandingkan dengan organ-organ tubuh lain.

Gangguan kesehatan yang kerap terjadi pada organ reproduksi bagian bawah diantaranya infeksi, kemunculan polip, kista sampai kanker pada vagina. Begitu pula di leher rahim, ada kanker mulut rahim, keputihan, dan cervicitis (radang mulut rahim).

Pada rahim bisa muncul myom (tumor jinak), atau kanker endometrium. Pada saluran telur, bisa terjadi hamil di luar kandungan atau munculnya nanah karena radang. Sementara pada indung telur bisa muncul gangguan dari kista hingga kanker.

Penyebab segala gangguan ini sangat beragam dan bisa terdiri atas beberapa faktor yang saling berkait. Entah dari serangan jamur, bakteri, virus, gangguan hormonal, pola makan dan gaya hidup tak sehat, radiasi hingga faktor genetis.

Dari semua keluhan, kata dokter Oni, yang paling sering dialami wanita adalah keputihan. Keputihan bisa normal atau merupakan gejala dari adanya infeksi. Yang perlu diingat, sepanjang keputihan ini tidak berwarna, gatal dan berbau, maka ia tergolong keputihan normal yang biasa terjadi menjelang haid, saat terlalu lelah atau sedang hamil.

Radang di mulut rahim kadang memunculkan gejala klinis semisal adanya cairan seperti santan pecah atau kadang muncul cairan kemerah-merahan yang berbau amis. Apapun, segala keluhan ini memerlukan bantuan dokter, sebab, bila dibiarkan akan membuat infeksi merambah ke rahim, saluran telur hingga indung telur.

Infeksi-infeksi ini tak hanya memunculkan ketidaknyaman dan rasa nyeri namun juga bisa berpengaruh pada tingkat kesuburan wanita, karena rahim menjadi tidak kondusif untuk menerima kehamilan. Selain itu, infeksi saluran reproduksi juga bisa mengakibatkan abortus, kelahiran prematur atau kecacatan pada bayi bila terjadi saat seorang perempuan sedang hamil.
Wanita yang tidak menikah, menikah tetapi tidak memiliki anak atau memiliki anak tapi tidak menyusui juga memiliki resiko kesehatan tersendiri, karena “hamil dan menyusui secara ilmiah terbukti meningkatkan daya proteksi tubuh wanita terhadap penyakit,” kata dokter Oni yang hobinya traveling ini.

Meski demikian, wanita yang banyak melahirkan, apalagi dengan jarak berdekatan pun memiliki risiko terkena kanker mulut rahim yang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sedikit melahirkan. Namun, dengan gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter kemungkinan-kemungkinan ini semua bisa diminimalisasi.

Cara paling mudah dan murah melakukan deteksi dini kanker mulut rahim adalah lewat Paps Smear. Yaitu, mengambil cairan dari mulut vagina untuk diperiksa di laboratorium. Bila ada yang mencurigakan, tentu bisa cepat ditindaklanjuti. Makanya, bagi mereka yang tergolong seksual aktif (menikah atau pernah menikah), sebaiknya melakukan Paps Smear secara teratur setahun sekali.
Untuk mencegah penyakit, biasakanlah menjaga kebersihan organ reproduksi dan sanitasi, terlebih saat menggunakan toilet umum. Pakai selalu pakaian dalam yang bersih, sedapat mungkin bahannya menyerap keringat, dan jangan lupa mengeringkan daerah seputar vagina sehabis buang air kecil atau besar.
Oh ya, perlu diingat, bagi wanita bersuami, hygiene isteri selalu terkait dengan suami. Maka, bila salah satu memiliki masalah, keduanya harus menjalani pengobatan, demi menghindari infeksi bolak-balik atau ping-pong infection.

Masalah pada payudara

Hamil dan menyusui ternyata memiliki efek protektif terhadap kanker payudara. Itu sebabnya wanita yang tidak pernah menyusui, karena tidak memiliki anak atau memiliki anak tetapi enggan menyusui, memiliki resiko terkena kanker payudara lebih besar daripada wanita yang menyusui.
Begitu pula bagi mereka yang memiliki riwayat kanker payudara di dalam keluarganya, perlu lebih waspada karena penyakit ini termasuk yang bisa diturunkan secara genetik. Maka, Oni pun menyarankan para ibu untuk tak ragu menyusui anak.

 “Jangan takut payudara jadi memble atau segala macam alasan lain. Susuilah anak dengan sempurna, terlebih mereka yang ada riwayat kanker pada keluarga, sebab efek protektif dari menyusui sangat membantu menekan risiko terkena kanker payudara,” jelas dokter yang masuk sebagai anggota tim Komite Peningkatan Mutu Profesi RS Persahabatan ini menegaskan.

Selain masalah kanker, payudara pun bisa terkena vibro adenoma mame (VAM) yang  bentuknya seperti myom (tumor jinak). Dan wanita yang  diketahui memiliki  myom atau kista pada organ reproduksi lain, perlu lebih berhati-hati karena bisa jadi payudaranya pun memiliki VAM.
Salah satu ciri kehadiran VAM adalah benjolan. Maka cara paling mudah mengetahui adanya benjolan yang mencurigakan pada payudara adalah dengan cara SADARI (perikSA payuDAra sendiRI). Waktu terbaik memeriksa, jelas dr Oni adalah di saat jumlah hormon berada pada tingkat paling tinggi, yaitu kira-kira di hari ke-7 haid. 
Cara memeriksa: Tegangkan otot dada, raba dari luar sampai dalam hingga ke tengah puting. Bila dirasa ada sesuatu, misalnya benjolan yang meragukan, bandingkan dengan payudara yang satunya. Jika ada perbedaan, cepat konsultasikan ke dokter.        

Masalah pada masa menopause

Menopause adalah rangkaian siklus reproduksi perempuan yang terjadi saat hormon estrogen tidak lagi diproduksi dan sang perempuan pun ‘mati haid’.
Menjelang masa menopause (perimenopause), seorang wanita secara bertahap akan mengalami perubahan-perubahan. Di antara gejalanya adalah siklus haid mulai tidak teratur, jumlah darah haid berkurang, sulit tidur di malam hari, gelisah, tubuh terasa panas, ada perubahan emosi dan lain-lain.
Ini semua terjadi karena ada penurunan jumlah hormon khas perempuan secara bertahap dan merupakan kondisi normal kecuali bila berlangsung sangat lama dan ada peningkatan intensitas yang mengganggu kegiatan sehari-hari.

Begitu masa menopause benar-benar tiba, segala gejala ini pun menghilang dan hidup kembali normal. Tetapi, beberapa masalah mungkin saja terjadi justru ketika seorang perempuan sudah memasuki masa menopause.

Kalau selama ini gaya hidup si wanita sehat, tentu tidak akan muncul masalah, tetapi bila kurang sehat atau tidak sehat ancaman serangan osteoprosis (pengeroposan tulang), serangan jantung, diabetes atau hipertensi bisa terjadi.

Kenapa penyakit ini berpeluang muncul lebih besar di masa menopause karena pada saat menopause proteksi hormon estrogen telah hilang. Estrogen, meski punya tugas utama mengatur proses reproduksi ternyata juga sangat membantu proses penyerapan kalsium dan memiliki kemampuan proteksi terhadap kesehatan jantung serta kesehatan keseluruhan tubuh perempuan pada umumnya.
Itu sebabnya angka penderita osteoprosis pria dan wanita di usia reproduksi dan pasca menopause akan berbeda terbalik. Pada usia misalnya 35 tahun, angka osteoporosis laki-laki lebih tinggi. Tapi pada usia usia 50—60 tahun, perempuan lebih banyak.

Namun, semua ini bisa dicegah dengan menjaga pola hidup sehat. Rutin berolahraga, melakukan manajemen stress yang baik, makan makanan bergizi imbang dan mencukupkan asupan kalsium tinggi di masa sebelumnya. Agaknya memang klise, tetapi efektif.
“Demi kepentingan hari tua, lakukanlah pencegahan yang jauh lebih murah daripada pengobatan,” saran dokter lulusan FKUI berputra satu ini pula.
Oni lalu mencontohkan. “Untuk olahraga bisa jalan pagi-pagi, murah meriah. Masih segar. Lalu aturlah makanan secara sehat, imbang gizi. Soal stress, tentu kita tak bisa menghindarinya tetapi bisa dimenej, misalnya dengan mendekatkan diri banyak-banyak kepada Allah agar hati menjadi tentram. Kemudian, manfaatkanlah teknologi yang sekarang makin banyak, canggih dan semakin terjangkau biayanya, misalnya melakukan cek up, memanfaatkan vaksin atau papsmear,” urainya.
Maka jelaslah bahwa gaya hidup sehat yang dibangun sejak masa muda bahkan masa kanak-kanak memiliki pengaruh sangat penting bagi kesehatan perempuan di masa dewasa dan tua. Meski demikian, tidak ada kata terlambat untuk berikhtiar memulai gaya hidup sehat sekalipun kini usia kita sudah melewati sepertiga abad atau bahkan lebih. Memperbaiki pola makan, banyak berolahraga dan banyak-banyak mendekatkan diri dengan Allah adalah sebuah investasi berharga bagi diri kita sendiri, kini dan nanti, Insya Allah.
(Sumber  http://www.ummi-online.com)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...