Mengenali gejala-gejala gangguan kesehatan akan bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi penyakit secara lebih dini. Khusus buat kaum perempuan, beberapa masalah gangguan kesehatan yang sebaiknya dikenali untuk diwaspadai adalah:
Masalah pada masa haid
Perbedaan yang khas pada laki-laki dan perempuan terlihat jelas sejak masa pubertas. Wanita memiliki fase menarch, yaitu fase terjadinya kematangan (maturitas) pada organ reproduksi yang ditandai dengan haid pertama. Menarche umumnya terjadi pada usia 10 – 13 tahun. Namun, karena pengaruh berbagai faktor, seperti gizi dan lingkungan sosial, usia menarche bisa terjadi lebih cepat, misalnya 9 tahun.
Pada masa ini, hormon khas perempuan,
estrogen dan progesteron meningkat sangat pesat. Hormon ini memiliki
fungsi utama dalam sistem reproduksi untuk memerintahkan otak melakukan
berbagai macam perubahan seperti kapan mulai dan kapan stop haid. Hormon
ini juga berkaitan dengan situasi emosional, sehingga seorang perempuan
yang mengalami stress, siklus haidnya bisa terganggu.
“Ada yang siklus haidnya jadi panjang,
ada yang malah jadi pendek atau tidak haid sama sekali. Jadi sifatnya
memang sangat individual,” papar dr Oni Khonsa, SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi RS Persahabatan Jakarta.
Makanya, emosi perempuan yang sedang
haid pun bisa berubah karena pengaruh hormon, meski kadarnya berbeda
pada tiap orang, ada yang ringan, ada yang berat. “Tapi ada lho yang
justru menikmati masa PMS (pre menstruasi sindrom) dan melampiaskannya
dengan pemikiran, asyik... mumpung mood gue lagi ngaco,” kata dokter kelahiran Pekalongan 36 tahun lalu ini sambil tertawa.
Gangguan fisik juga kerap menyertai
haid, misalnya saja nyeri di perut atau pinggang, payudara terasa penuh,
mual dan sakit kepala. Tidak perlu berobat bila gangguan itu ringan
saja. Tetapi bila dirasa berat dan sudah mengganggu aktivitas
sehari-hari, sebaiknya menghubungi dokter. Apalagi bila keluhan ini
diiringi dengan kondisi perdarahan yang tidak normal seperti sangat
banyak hingga harus ganti pembalut lebih dari sepuluh kali sehari,
waktunya lebih dari 14 hari, darah yang keluar sangat sedikit, tidak
haid namun juga tidak hamil atau gangguan-gangguan lain yang tidak umum
terjadi pada hari-hari haid biasanya.
Pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan
untuk mencari sebab ketidaknormalan haid ini, yang bisa disebabkan
sekedar karena gangguan hormonal, adanya myom, polip, kista atau bahkan
karena kanker.
Masalah pada organ reproduksi bawah
Organ reproduksi wanita meliputi vagina,
rahim, indung telur dan saluran-salurannya termasuk payudara karena
proses kerja payudara juga terkait dengan kerja hormon estrogen dan
progesteron. Dan organ serta saluran reproduksi wanita ini termasuk yang
memiliki risiko gangguan infeksi dan non infeksi lebih besar
dibandingkan dengan organ-organ tubuh lain.
Gangguan kesehatan yang kerap terjadi
pada organ reproduksi bagian bawah diantaranya infeksi, kemunculan
polip, kista sampai kanker pada vagina. Begitu pula di leher rahim, ada
kanker mulut rahim, keputihan, dan cervicitis (radang mulut rahim).
Pada rahim bisa muncul myom
(tumor jinak), atau kanker endometrium. Pada saluran telur, bisa terjadi
hamil di luar kandungan atau munculnya nanah karena radang. Sementara
pada indung telur bisa muncul gangguan dari kista hingga kanker.
Penyebab segala gangguan ini sangat
beragam dan bisa terdiri atas beberapa faktor yang saling berkait. Entah
dari serangan jamur, bakteri, virus, gangguan hormonal, pola makan dan
gaya hidup tak sehat, radiasi hingga faktor genetis.
Dari semua keluhan, kata dokter Oni,
yang paling sering dialami wanita adalah keputihan. Keputihan bisa
normal atau merupakan gejala dari adanya infeksi. Yang perlu diingat,
sepanjang keputihan ini tidak berwarna, gatal dan berbau, maka ia
tergolong keputihan normal yang biasa terjadi menjelang haid, saat
terlalu lelah atau sedang hamil.
Radang di mulut rahim kadang memunculkan
gejala klinis semisal adanya cairan seperti santan pecah atau kadang
muncul cairan kemerah-merahan yang berbau amis. Apapun, segala keluhan
ini memerlukan bantuan dokter, sebab, bila dibiarkan akan membuat
infeksi merambah ke rahim, saluran telur hingga indung telur.
Infeksi-infeksi ini tak hanya
memunculkan ketidaknyaman dan rasa nyeri namun juga bisa berpengaruh
pada tingkat kesuburan wanita, karena rahim menjadi tidak kondusif untuk
menerima kehamilan. Selain itu, infeksi saluran reproduksi juga bisa
mengakibatkan abortus, kelahiran prematur atau kecacatan pada bayi bila
terjadi saat seorang perempuan sedang hamil.
Wanita yang tidak menikah, menikah
tetapi tidak memiliki anak atau memiliki anak tapi tidak menyusui juga
memiliki resiko kesehatan tersendiri, karena “hamil dan menyusui secara
ilmiah terbukti meningkatkan daya proteksi tubuh wanita terhadap
penyakit,” kata dokter Oni yang hobinya traveling ini.
Meski demikian, wanita yang banyak
melahirkan, apalagi dengan jarak berdekatan pun memiliki risiko terkena
kanker mulut rahim yang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang
sedikit melahirkan. Namun, dengan gaya hidup sehat dan rutin
memeriksakan diri ke dokter kemungkinan-kemungkinan ini semua bisa
diminimalisasi.
Cara paling mudah dan murah melakukan
deteksi dini kanker mulut rahim adalah lewat Paps Smear. Yaitu,
mengambil cairan dari mulut vagina untuk diperiksa di laboratorium. Bila
ada yang mencurigakan, tentu bisa cepat ditindaklanjuti. Makanya, bagi
mereka yang tergolong seksual aktif (menikah atau pernah menikah),
sebaiknya melakukan Paps Smear secara teratur setahun sekali.
Untuk mencegah penyakit, biasakanlah
menjaga kebersihan organ reproduksi dan sanitasi, terlebih saat
menggunakan toilet umum. Pakai selalu pakaian dalam yang bersih, sedapat
mungkin bahannya menyerap keringat, dan jangan lupa mengeringkan daerah
seputar vagina sehabis buang air kecil atau besar.
Oh ya, perlu diingat, bagi wanita bersuami, hygiene
isteri selalu terkait dengan suami. Maka, bila salah satu memiliki
masalah, keduanya harus menjalani pengobatan, demi menghindari infeksi
bolak-balik atau ping-pong infection.
Masalah pada payudara
Hamil dan menyusui ternyata memiliki
efek protektif terhadap kanker payudara. Itu sebabnya wanita yang tidak
pernah menyusui, karena tidak memiliki anak atau memiliki anak tetapi
enggan menyusui, memiliki resiko terkena kanker payudara lebih besar
daripada wanita yang menyusui.
Begitu pula bagi mereka yang memiliki
riwayat kanker payudara di dalam keluarganya, perlu lebih waspada karena
penyakit ini termasuk yang bisa diturunkan secara genetik. Maka, Oni
pun menyarankan para ibu untuk tak ragu menyusui anak.
“Jangan takut payudara jadi memble
atau segala macam alasan lain. Susuilah anak dengan sempurna, terlebih
mereka yang ada riwayat kanker pada keluarga, sebab efek protektif dari
menyusui sangat membantu menekan risiko terkena kanker payudara,” jelas
dokter yang masuk sebagai anggota tim Komite Peningkatan Mutu Profesi RS
Persahabatan ini menegaskan.
Selain masalah kanker, payudara pun bisa terkena vibro adenoma mame
(VAM) yang bentuknya seperti myom (tumor jinak). Dan wanita yang
diketahui memiliki myom atau kista pada organ reproduksi lain, perlu
lebih berhati-hati karena bisa jadi payudaranya pun memiliki VAM.
Salah satu ciri kehadiran VAM adalah
benjolan. Maka cara paling mudah mengetahui adanya benjolan yang
mencurigakan pada payudara adalah dengan cara SADARI (perikSA payuDAra
sendiRI). Waktu terbaik memeriksa, jelas dr Oni adalah di saat jumlah
hormon berada pada tingkat paling tinggi, yaitu kira-kira di hari ke-7
haid.
Cara memeriksa: Tegangkan otot dada,
raba dari luar sampai dalam hingga ke tengah puting. Bila dirasa ada
sesuatu, misalnya benjolan yang meragukan, bandingkan dengan payudara
yang satunya. Jika ada perbedaan, cepat konsultasikan ke dokter.
Masalah pada masa menopause
Menopause adalah rangkaian siklus
reproduksi perempuan yang terjadi saat hormon estrogen tidak lagi
diproduksi dan sang perempuan pun ‘mati haid’.
Menjelang masa menopause (perimenopause),
seorang wanita secara bertahap akan mengalami perubahan-perubahan. Di
antara gejalanya adalah siklus haid mulai tidak teratur, jumlah darah
haid berkurang, sulit tidur di malam hari, gelisah, tubuh terasa panas,
ada perubahan emosi dan lain-lain.
Ini semua terjadi karena ada penurunan
jumlah hormon khas perempuan secara bertahap dan merupakan kondisi
normal kecuali bila berlangsung sangat lama dan ada peningkatan
intensitas yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
Begitu masa menopause benar-benar tiba,
segala gejala ini pun menghilang dan hidup kembali normal. Tetapi,
beberapa masalah mungkin saja terjadi justru ketika seorang perempuan
sudah memasuki masa menopause.
Kalau selama ini gaya hidup si wanita
sehat, tentu tidak akan muncul masalah, tetapi bila kurang sehat atau
tidak sehat ancaman serangan osteoprosis (pengeroposan tulang), serangan
jantung, diabetes atau hipertensi bisa terjadi.
Kenapa penyakit ini berpeluang muncul
lebih besar di masa menopause karena pada saat menopause proteksi hormon
estrogen telah hilang. Estrogen, meski punya tugas utama mengatur
proses reproduksi ternyata juga sangat membantu proses penyerapan
kalsium dan memiliki kemampuan proteksi terhadap kesehatan jantung serta
kesehatan keseluruhan tubuh perempuan pada umumnya.
Itu sebabnya angka penderita osteoprosis
pria dan wanita di usia reproduksi dan pasca menopause akan berbeda
terbalik. Pada usia misalnya 35 tahun, angka osteoporosis laki-laki
lebih tinggi. Tapi pada usia usia 50—60 tahun, perempuan lebih banyak.
Namun, semua ini bisa dicegah dengan
menjaga pola hidup sehat. Rutin berolahraga, melakukan manajemen stress
yang baik, makan makanan bergizi imbang dan mencukupkan asupan kalsium
tinggi di masa sebelumnya. Agaknya memang klise, tetapi efektif.
“Demi kepentingan hari tua, lakukanlah
pencegahan yang jauh lebih murah daripada pengobatan,” saran dokter
lulusan FKUI berputra satu ini pula.
Oni lalu mencontohkan. “Untuk olahraga
bisa jalan pagi-pagi, murah meriah. Masih segar. Lalu aturlah makanan
secara sehat, imbang gizi. Soal stress, tentu kita tak bisa
menghindarinya tetapi bisa dimenej, misalnya dengan mendekatkan diri
banyak-banyak kepada Allah agar hati menjadi tentram. Kemudian,
manfaatkanlah teknologi yang sekarang makin banyak, canggih dan semakin
terjangkau biayanya, misalnya melakukan cek up, memanfaatkan vaksin atau
papsmear,” urainya.
Maka jelaslah bahwa gaya hidup sehat
yang dibangun sejak masa muda bahkan masa kanak-kanak memiliki pengaruh
sangat penting bagi kesehatan perempuan di masa dewasa dan tua. Meski
demikian, tidak ada kata terlambat untuk berikhtiar memulai gaya hidup
sehat sekalipun kini usia kita sudah melewati sepertiga abad atau bahkan
lebih. Memperbaiki pola makan, banyak berolahraga dan banyak-banyak
mendekatkan diri dengan Allah adalah sebuah investasi berharga bagi diri
kita sendiri, kini dan nanti, Insya Allah.
(Sumber http://www.ummi-online.com)
No comments:
Post a Comment