23.1.15

Kembali ke Penyembuhan Alami



Mudah didapat, murah dan memiliki efek samping ringan. Tidak heran bila obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan banyak diminati.


Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit, bila merunut sejarah, sama tuanya dengan peradaban manusia. Nenek moyang manusia modern, misalnya, konon telah meracik obat penyembuh luka sejak 100 ribu tahun yang lalu. Begitu juga dengan penduduk di wilayah Mesir Kuno, India, Yunani, Cina sejak 2000 SM telah menggunakan berbagai kulit kayu, rempah-rempah, dan daun-daunan untuk dijadikan ramuan obat secara turun-temurun.

Tak terkecuali di Indonesia. Sejak berabad-abad yang lalu, penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional pun telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Namun seiring dengan semakin majunya ilmu kedokteran konvensional, pamor pengobatan alami berangsur meredup. Ramuan tanaman obat – yang di Indonesia dikenal sebagai jamu – perlahan ditinggalkan.


Masyarakat beralih ke penggunaan obat-obat kimiawi. Hal ini cukup beralasan karena selain daya kerjanya yang lebih cepat, obat buatan pabrik farmasi mudah diperoleh dan lebih berkesan modern dibandingkan obat tradisional karena umumnya diproduksi dengan teknologi canggih. Belum banyaknya uji klinis terhadap tanaman obat – kalaupun ada hanya sebatas prasarana untuk meraih gelar S-1, S-2 dan S-3 di fakultas farmasi – turut andil menimbulkan keengganan di kalangan dokter untuk menyarankan pengobatan tradisional kepada pasiennya. Padahal, sekitar 50% obat-obatan modern yang ada kini dibuat atau berdasarkan senyawa kimia yang berasal dari tanaman.

Namun belakangan ini, kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam dengan memanfaatkan berbagai ramuan yang berasal dari tanaman obat kian meningkat. Gejala tersebut bisa terlihat dari peningkatan sebesar 30-40% per tahun pada industri jamu di Indonesia. Kenaikan harga obat-obatan farmasi sejak krisis ekonomi menjadi pertimbangan masyarakat untuk menjatuhkan pilihan pada obat tradisional yang harganya relatif lebih terjangkau.

Berdirinya sejumlah kebun tanaman obat dan klinik herba di beberapa lokasi di Indonesia, serta himbauan dari Departemen Kesehatan untuk menjadikan obat asli Indonesia tuan rumah di negara sendiri, turut pula menambah animo masyarakat pada obat alternatif . Apalagi masyarakat mulai menyadari efek samping yang cukup mencolok akibat penggunaan obat-obatan modern, seperti kantuk dan jantung berdebar.

Memang perlu diakui bahwa efek samping obat yang berasal dari bahan alami lebih ringan – bukan tidak ada – dibandingkan obat kimia. Namun khasiat obat tradisional tidak bisa dirasakan segera oleh penggunanya, sehingga diperlukan kesabaran untuk dapat merasakan manfaatnya.


Hal ini karena jurus pengobatan alami umumnya ditujukan untuk mengatasi penyebab gangguan atau ketidakseimbangan dalam tubuh, bukan menumpas langsung gejala penyakit seperti halnya obat farmasi.

“Pada pengobatan tradisional herba, tubuh dirangsang untuk membuat zat aktif yang dapat melawan penyakit. Jadi pemberian obat tradisional ditujukan kepada sistem pertahanan tubuh, tidak seperti pemberian obat modern yang ditujukan langsung pada penyakitnya,” ungkap dr. H. Arijanto Jonosewojo, SpPD, Ketua Program Studi Pengobatan Tradisional, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.


Namun dr. Arijanto mengingatkan agar Anda tetap berhati-hati dalam memilih obat-obatan berbahan alami untuk mengobati penyakit yang diderita. “Jangan ikut-ikutan menggunakan obat tradisional tertentu hanya berdasarkan pengalaman pribadi orang lain. Belum tentu Anda cocok. Tetap berkonsultasi ke dokter untuk mendiagnosis keluhan penyakit Anda secara modern, misalnya fungsi hati, ginjal, darah,” saran dr. Arijanto.

Nah, sebelum mengonsumsi jamu, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mendiagnosis penyakit atau keluhan kesehatan, serta kondisi kesehatan Anda. Tentukan dengan tepat ciri-ciri tanaman obat yang akan Anda gunakan untuk mengobati suatu penyakit, karena tiap daerah mungkin memiliki nama berbeda untuk jenis tanaman yang sama. Jaga kebersihan dalam proses peracikannya. Gunakan hanya bagian tanaman obat yang dianjurkan. Ikuti anjuran takaran dan petunjuk penggunaan untuk tiap gejala atau penyakit. Semoga cepat sembuh!
(Sumber  http://www.readersdigest.co.id)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...