Secara statistik, jumlah penderita kanker
payudara terbanyak adalah perempuan usia 50-60 tahun. Sebab, pada usia
itu sel payudara sudah terpapar hormon estrogen dalam waktu lama. Namun,
bukan berarti perempuan usia muda tidak bisa menderita kanker payudara.
”Kanker payudara itu tidak mengenal usia. Saat perempuan mulai haid dan terpapar estrogen, dia berisiko untuk menderita kanker payudara. Pasien kanker payudara termuda yang pernah saya tangani berusia 16 tahun,” ujar dr Walta Gautama SpB(K)Onk dari Dept Surgical Oncology Dharmais Cancer Hospital Jakarta.
Menurut Walta, mereka yang menderita kanker
payudara di usia muda, diperkirakan karena faktor genetik (keturunan)
dan mutasi gen yang penyebabnya belum diketahui sampai saat ini. ”Pada
dasarnya kanker payudara adalah perubahan sel payudara yang membelah
terus-menerus dan tidak dapat mati. Perubahan sel itu belum diketahui
sampai sekarang, tapi diduga berhubungan dengan paparan hormon
estrogen,” terangnya.
Karena itu, mayoritas faktor risiko kanker
payudara berhubungan dengan banyak-sedikitnya paparan hormon estrogen,
seperti haid pertama di usia kurang dari 12 tahun, menopause terlalu
lambat (di atas 55 tahun), tidak pernah hamil dan tidak menyusui, ada
riwayat pemakaian preparat hormonal (pil KB dan KB suntik). ”Juga adanya
riwayat keluarga dekat yang menderita kanker payudara, dan dihubungkan
dengan konsumsi lemak dan alkohol tinggi,” terang Waltha.
Seperti terjadi pada Ervitha, kanker payudara ditandai adanya benjolan padat, permukaannya tidak rata, dan batasnya tidak tegas. Munculnya benjolan itu jarang disertai nyeri, sehingga banyak yang tidak menyadari. Karena itu, untuk memastikan, Waltha menyarankan agar dilakukan pemeriksaan USG atau MRI. ”Kalau perlu dilakukan biopsi, yaitu mengambil sampel jaringan dari tumor, untuk diperiksa jenis selnya di bawah mikroskop,” terangnya.
Bila terdiagnosa kanker payudara, terapi utama
yang dilakukan adalah pembedahan. Jika ganas, dokter akan mengangkat
payudara, atau bila masih memungkinkan, akan dilakukan Breast Conserving
Treatment (BCT). ”BCT dilakukan untuk mengangkat tumornya saja,
sehingga payudara masih bisa dipertahankan dengan tepi yang bebas tumor,
dan disertai pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak,” terang
Walta.
(Sumber http://nyata.co.id)
No comments:
Post a Comment