18.12.14

Sehat Konsumsi Makanan Bakar


Bundaa..Salah satu cara pengolahan makanan yang sedang tren dan banyak digemari adalah dengan cara dibakar. Selain lebih lezat, kandungan lemak yang terserap tubuh juga lebih sedikit. Tapi, risikonya?Hmm kita baca ulasan berikut ini yaa...


Makanan yang dibakar memang memiliki kelebihan, selain rasanya yang lebih lezat, risiko lemak yang masuk ke tubuh lebih sedikit dibandingkan dengan makanan yang diolah secara digoreng. Makanan yang sering diolah dengan cara ini di antaranya sate, barbeque, ikan bakar, dan produk-produk daging panggang lainnya.
Namun, dibalik kelezatannya, sebenarnya tersembunyi potensi bahaya yang timbul akibat proses pemanggangan tersebut. Terlebih, jika dikonsumsi secara berlebihan.

Risiko

Pada proses pembakaran arang atau kayu, terjadi pembentukan zat hidrokarbon dan senyawa lainnya, yaitu Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) dan Amina Heterosiklik (HCA). Keduanya bersifat karsinogenik atau memicu terjadinya kanker.
Selain itu, pada daging yang dibakar, dipanggang, dan pengasapan juga berpotensi menimbulkan senyawa lain yang juga bersifat karsinogenik. Penelitian menunjukkan, pada tubuh manusia terdapat enzim yang disebut sulfotransfer (sult). Fungsinya, mengubah beberapa kandungan gizi dalam makanan, sehingga menjadi karsinogenik.
Dalam hal kecantikan, makanan yang dibakar juga menyebabkan kulit menjadi cepat keriput. Zat AGE (Advance Glycation End) dalam kadar yang tinggi, yang ditimbulkan selama proses pembakaran, dapat merusak kolagen dan elastin kulit, sehingga mempercepat penuaan kulit. Zat AGE ini terbentuk dari reaksi antara karbohidrat, tepung, dan gula dengan protein dan lemak pada suhu tinggi.
Makanan yang dipanggang, dibakar, maupun digoreng lebih banyak mengandung zat AGE dibandingkan makanan yang direbus atau dikukus. Proses pemasakan yang lama dan suhu yang tinggi juga meningkatkan produksi zat AGE.

Cara Aman

Makanan yang dibakar tidak sepenuhnya menyebabkan kanker selama dikonsumsi dengan baik, yaitu tidak terlalu sering dan tidak berlebihan. Juga, tidak dijadikan gaya hidup. Dan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pengolahan makanan bakar.+
  • Gosok dan bersihkan alat yang akan digunakan untuk membakar dari lemak dan kotoran.
  • Kayu adalah bahan bakar pertama, tanpa penambahan bensin ataupun minyak tanah.
  • Jangan langsung membakar daging setelah dikeluarkan dari lemari pendingin. Diamkan daging terlebih dahulu dalam suhu ruang, agar pada saat proses pembakaran, daging tidak cepat gosong.
  • Potong atau iris daging tipis atau kecil-kecil agar bagian dalamnya cepat matang, tanpa menggosongkan bagian luarnya.
  • Sebelum dibakar, pisahkan atau tipiskan daging dari lemaknya. Lemak mudah terbakar, sehingga memicu produksi PAH dengan cepat.
  • Saat mengolah sate, sebaiknya selipkan beberapa sayuran seperti paprika, bawang, tomat, atau nanas agar lebih sehat.
  • Rendam daging atau ikan dengan bumbu atau saus sebelum dibakar, untuk mengurangi zat pemicu kanker.
  • Bolak-balik daging selama proses pengolahan, agar tak gosong atau menghitam. Jika terdapat gosong, sebaiknya buang bagian tersebut.
  • Kenali suhu kematangan masing-masing makanan. Misalnya, daging ayam pada suhu 73,8 derajat Celcius, hamburger dan steak pada suhu 71,1 derajat Celcius, dan hot dog pada suhu 60 derajat Celcius.
  • Tempatkan makanan lebih tinggi dari sumber api, agar tidak cepat gosong. *Dra. Emma Wirakusumah, M.Sc (Ahli Gizi & Kuliner)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...