Makanan yang kaya akan protein dan zat besi
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Daging merupakan salah satu sumber utama protein dan zat besi. Artinya,
konsumsi daging juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya anemia. Namun,
untuk memberikannya pada anak, tentu harus mempertimbangkan beberapa
hal. Pertama, di balik manfaatnya yang besar, daging adalah sumber
makanan yang sulit dicerna. Terlebih lagi jika organ pencernaannya belum
optimal menjalankan fungsi. Kedua, daging akan bermanfaat bagi anak
jika cara mengolahnya tepat. Tanpa pengolahan yang tepat, kandungan gizi
yang seharusnya didapat justru akan terbuang sia-sia.
Saat Tepat
Para ahli menyarankan agar anak mulai mengonsumsi daging ketika usianya
memasuki tujuh bulan. Sebagai langkah awal, sebaiknya berikan terlebih
dahulu daging ayam, kemudian barulah daging merah. Namun, penelitian
terakhir justru menyarankan agar daging dikonsumsi sebagai makanan
pendamping ASI yang kali pertama diberikan. Memang, ASI merupakan
’sumber makanan’ yang mengandung zat besi dan mudah diserap oleh anak.
Tetapi, ketika makanan pendamping ASI mulai diberikan, zat besi yang
bisa diserap dari ASI akan makin berkurang. Ini dikarenakan penyerapan
tersebut terhalang oleh makanan pendamping.
Itulah sebabnya mengapa penting untuk memastikan
bahwa makanan padat yang dikonsumsi anak, mengandung zat besi yang
tinggi. Dan, di antara sumber zat besi yang tinggi, daginglah yang
terbaik. Baik daging sapi, maupun daging kambing. Lebih jauh, penelitian
terbaru menemukan bahwa daging yang diolah dengan baik dan tepat bisa
mempermudah penyerapan zat besi. Daging merupakan makanan berprotein
tinggi yang bermanfaat untuk pertumbuhan anak. Namun, harus diingat pula
bahwa asupan protein yang kelewat tinggi dari satu sumber saja bisa
membebani kerja ginjal yang belum matang. Karena itu, sebaiknya konsumsi
daging diberikan dalam porsi yang normal atau kecil, dan dikombinasikan
dengan makanan lain, seperti sayuran segar.
Mengolah Tepat
Ketika tiba waktu memberikan daging pada anak, yang menjadi ’masalah’
berikutnya adalah ketepatan mengolah. Sebab, kita sama-sama tahu kalau
daging lebih sulit dicerna daripada sayur dan buah. Selain itu, jika
salah dalam membersihkan dan memasak daging, malah akan mengurangi
bahkan menghilangkan kandungan gizi yang ada di dalamnya. Bahkan daging
menjadi lebih sulit dicerna. Untuk mengatasi ’masalah’ pengolahan
daging, berikut ini beberapa tips mengolah yang tepat agar anak Anda
bisa menikmati ’perkenalan’ pertamanya!
* Cacah daging yang baru Anda beli sebelum dimasukkan ke kulkas. Ini akan menghemat waktu Anda saat mengolahnya nanti.
* Anda bisa membuat daging yang akan diolah itu empuk dengan cara membuang bagian lemaknya. Letakkan daging di antara dua bungkus plastik, lalu pukul-pukullah dengan alat dapur yang memungkinkan.
Selain itu, Anda juga bisa mengempukkannya dengan merendam daging dalam jus apel. Setelah itu, didihkan di atas kompor, dapatkan rasa dan keempukan yang menggugah selera.
* Jangan membiarkan daging mengering saat memasaknya, meskipun memang daging harus dimasak secara keseluruhan. Kalau sampai terjadi, daging akan mengeras dan anak tak akan berselera memakannya.
* Memasak daging dengan merebusnya dalam panci tertutup akan mempermudah anak Anda mencernanya. Rasanya lebih enak dan empuk.
* Cacah daging yang baru Anda beli sebelum dimasukkan ke kulkas. Ini akan menghemat waktu Anda saat mengolahnya nanti.
* Anda bisa membuat daging yang akan diolah itu empuk dengan cara membuang bagian lemaknya. Letakkan daging di antara dua bungkus plastik, lalu pukul-pukullah dengan alat dapur yang memungkinkan.
Selain itu, Anda juga bisa mengempukkannya dengan merendam daging dalam jus apel. Setelah itu, didihkan di atas kompor, dapatkan rasa dan keempukan yang menggugah selera.
* Jangan membiarkan daging mengering saat memasaknya, meskipun memang daging harus dimasak secara keseluruhan. Kalau sampai terjadi, daging akan mengeras dan anak tak akan berselera memakannya.
* Memasak daging dengan merebusnya dalam panci tertutup akan mempermudah anak Anda mencernanya. Rasanya lebih enak dan empuk.
Jika Menolak Coba Lagi
Biasanya, karena merupakan menu baru, anak akan menolak memakan daging yang Anda sajikan dalam menu makannya. Jika anak menolak, tunggulah sampai beberapa minggu (bahkan sebulan atau lebih). Setelah melewati waktu itu, barulah dicoba lagi. Beberapa pengalaman membuktikan, ketika menginjak usia sembilan bulan, anak akan lebih bisa menerima daging. Sebab, ketika itu, intensitasnya menyusui mulai berkurang. Gigi yang mulai tumbuh juga membuat kesenangan anak untuk menyusui dan mengonsumsi menu standar seperti sereal, buah, dan sayur berkurang. Karenanya daging jadi alternatif yang bisa menggugah selera bayi. Demikian dikatakan Marilyn Tanner, dietitian di St. Louis Children’s Hospital, Missouri.(Sumber http://nyata.co.id/bebi)
No comments:
Post a Comment