17.1.15

Dampak Menyimpan Dendam dan Amarah


Ini akibat menyimpan dendam dan amarah bagi tubuh dan lingkungan Anda.

Manusia adalah spesies yang selalu berjuang untuk bertahan diri. Akui lah, saat seseorang berbuat salah kepada Anda, Anda ingin dunia tahu. Anda ingin pihak yang bertanggung jawab membayar kesalahan mereka.

Seringkali, orang juga tidak dapat menerima ketika hati mereka disakiti karena kesalahan orang lain. Hal tersebut lantas membuat orang lebih memilih untuk menyimpan dendam dan amarah. Padahal, ini bukan lah sebuah kebiasaan yang baik. Dendam dan amarah bahkan telah terbukti mampu mempengaruhi kesehatan seseorang.

Tidak percaya? Berikut ini adalah beberapa dampak jika Anda menyimpan dendam dan amarah seperti yang dilansir dari Huffington Post.

Meningkatkan risiko penyakit jantung

Menyimpan dendam berarti menyimpan rasa amarah dalam waktu yang lama. Ini lama kelamaan mampu berdampak pada kesehatan fisik Anda. Menurut studi yang dipublikasikan oleh American Heart Association, tingkat amarah yang tinggi mampu meningkatkan risiko penyakit jantung terutama pada orang usia lanjut.

Mempengaruhi anak

Bukan rahasia lagi bahwa anak-anak meniru perilaku orang tua terutama jika berhubungan dengan perilaku kasar dan amarah. Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Cognitive Development, balita bahkan tak hanya dapat merasakan amarah, namun juga menyesuaikan perilaku diri terhadap amarah yang ia lihat pada orang tua.

Implikasi kesehatan


Bahkan, amarah sekecil apa pun mampu berdampak pada implikasi kesehatan Anda. Oleh karena itu, menyimpan dendam mampu mengancam nyawa Anda. Sebuah studi yang dilakukan di Harvard School of Public Health menemukan bahwa seseorang lima kali berisiko mengalami serangan jantung dan tiga kali berisiko terserang stroke dalam jangka waktu dua jam setelah amarahnya memuncak.

Membahayakan kesehatan mental


Situasi yang membangkitkan amarah mampu mempengaruhi kesehatan mental Anda. Amarah juga memiliki cara tersendiri menciptakan rasa lelah dan stres. Menurut psikolog, Laura L. Hayes, Ph.D., menyimpan emosi ini mampu memanifestasi sesuatu yang berbahaya.

"Amarah mempersiapkan diri kita untuk bertahan dan melawan. Amarah memang pernah membantu leluhur kita untuk bertahan hidup, namun di dunia teknologi yang kompleks, amarah lebih sering menguras tenaga dan pikiran dibandingkan membantu seseorang," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa semakin tinggi amarah yang dirasakan, maka semakin sulit seseorang untuk berpikir jernih, sehingga semakin berat untuk bernegosiasi atau melihat perspektif lain.

Amarah dihubungkan dengan diabetes tipe 2

Menurut sebuah data yang diterbitkan oleh National Institutes of Health AS, amarah mampu menyebabkan seseorang terserang diabetes akibat perilaku kesehatan yang berisiko. Walaupun saat ini belum ada hubungan langsung antara temperamen dan risiko terkena diabetes seseorang, namun terdapat studi yang saat ini tengah menelitinya.

Dalam studi itu, orang dengan tingkat amarah tertinggi memiliki 34 persen risiko mengalami diabetes yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang temperamennya rendah. Peneliti juga menemukan fakta bahwa mereka yang terbiasa menyimpan dendam dan amarah cenderung memiliki perilaku tidak sehat seperti merokok dan mengonsumsi kalori berlebih, yang mana merupakan dua faktor utama pencetus penyakit diabetes tipe 2.

Amarah menyebabkan stres


Hidup di kota besar dengan sedemikian problematika dan segudang aktivitas sudah menciptakan risiko stres seseorang. Jika Anda gemar mendendam dan menyimpan amarah, risiko stres Anda akan semakin tinggi. Selain itu, detak jantung semakin meningkat. Para peneliti mengatakan bahwa jawaban yang tepat bagi masalah ini ialah memaafkan karena mampu menurunkan respons stres psikologis.
(Sumber  http://life.viva.co.id)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...