MENJAGA kondisi kesehatan
adalah hal yang sangat penting, termasuk juga bagi ibu hamil. Apalagi
pada ibu hamil ini juga terkait dengan masalah kesehatan si ibu dan bayi
yang sedang dikandung. Salah satu yang harus dijaga adalah berat badan.
Ibu hamil harus menghindari kelebihan berat badan atau obesitas karena
ini dampaknya akan sangat besar bagi kesehatan dan janin yang dikandung.
Salah penelitian yang diadakan oleh Hull
York Medical School (HYMS) menemukan bahwa wanita yang gemuk ketika
mereka hamil lebih mungkin untuk memiliki embrio yang tidak sehat dengan
sedikit kesempatan untuk bertahan hidup dan mereka akan memiliki
masalah kesehatan yang lebih besar di kemudian hari. Studi menunjukkan
perbedaan besar dalam perkembangan awal embrio pada wanita kelebihan
berat badan dan obesitas dibandingkan dengan wanita hamil sehat dan
memiliki berat badan normal.
Bahkan telur wanita gemuk lebih kecil,
yang membahayakan kemungkinan kehamilan yang sukses. Peneliti mengklaim
temuan mereka memiliki implikasi kesehatan jangka panjang untuk setiap
anak yang lahir dari embrio tersebut.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan
bahwa berat badan ibu pada saat pembuahan dikaitkan dengan peningkatan
risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme pada anak-anak di
kemudian hari," kata peneliti Dr. Roger Sturmey, seperti dilansir laman
Daily Mail, Kamis (10/12).
"Apa yang telah kami temukan di sini
adalah bahwa kelebihan berat badan pada saat pembuahan tidak muncul
untuk menghasilkan perubahan embrio pada tahap yang sangat awal dan
bahwa perubahan ini kemungkinan besar akibat dari kondisi di ovarium di
mana telur matang," jelas Dr. Sturmey lebih lanjut.
"Perubahan ini dapat mengurangi
kemungkinan pembuahan untuk wanita kelebihan berat badan dan bahkan
mungkin memiliki implikasi kesehatan jangka panjang bagi anak-anak
perempuan yang kelebihan berat badan dan obesitas," katanya lagi.
Studi terbaru menemukan bahwa telur dari
wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas secara signifikan lebih
kecil dari telur dari wanita dengan berat badan yang sehat, dan lebih
kecil kemungkinannya untuk mencapai tahap penting pembangunan yang
disebut blastocyst di sekitar lima hari setelah pembuahan.
Peneliti menemukan embrio dari wanita kelebihan berat badan dan obesitas yang mencapai tahap blastokista melakukannya rata-rata 17 jam lebih cepat dari embrio yang sebanding dari wanita berat badan yang sehat.
Percepatan ini dalam pengembangan
awal berarti sel-sel yang lebih sedikit dibentuk di blastokista dari
kelebihan berat badan dan obesitas wanita, yang dapat memiliki efek
merusak pada plasenta.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal
Human Reproduction juga menemukan embrio dari wanita gemuk memiliki
biokimia yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang berasal dari
wanita dengan berat badan yang sehat. Ini termasuk secara signifikan
mengurangi glukosa (sumber energi penting bagi embrio tahap awal) dan
konten trigliserida tinggi, yang merupakan jenis lemak.
Embrio ini juga menunjukkan metabolisme
mengubah beberapa asam amino, otot dan jaringan. Penelitian ini
menyoroti pentingnya pra-kehamilan berat badan yang sehat untuk tidak
hanya mengoptimalkan kemungkinan kemungkinan pembuahan, tetapi juga
untuk menjaga kesehatan ibu dan anak.
(Sumber http://www.jpnn.com)
No comments:
Post a Comment