Alam menyediakan berbagai tumbuhan yang mampu memenuhi kebutuhan suplemen manusia. Selain praktis, suplemen dari alam itu juga bebas efek samping.
Bagi
masyarakat modern, terutama dari kalangan menengah ke atas, konsumsi
suplemen atau vitamin tak pernah dilewatkan dalam kehidupan
sehari-harinya. Sebab, kebanyakan dari mereka adalah para pekerja keras
di bidangnya masing-masing, yang biasanya cenderung sudah tidak sempat
lagi memperhatikan pola makan sehat.
Tak hanya itu, bagi mereka yang ingin menjaga berat badan, tak jarang vitamin dan mineral yang konon berkualitas tinggi, digunakan sebagai pengganti makanan yang seharusnya dikonsumsi setiap hari.
Meski sudah beredar di pasaran dalam bentuk tablet atau cairan, suplemen alami yang berasal tumbuhan tetap lebih banyak memberikan keuntungan. Tak hanya karena kandungannya yang tak terlalu tinggi, suplemen alami (bukan bahan kimia) mengandung unsur-unsur lain yang penting bagi kesehatan manusia.
Labu Siam
Buah ini sangat populer sebagai sayur. Ini menguntungkan, mengingat
sebagai makanan, labu siam mengandung karbohidrat, asam amino, dan
lemak.
Kandungan vitamin C dalam buah yang berukuran sedang mencapai 3 gram. Seperti jenis sayuran lain, labu siam mengandung serat yang larut dalam air, yang sangat berguna untuk mempertahankan kelancaran kerja saluran pencernaan makanan.
Kandungan vitamin C dalam buah yang berukuran sedang mencapai 3 gram. Seperti jenis sayuran lain, labu siam mengandung serat yang larut dalam air, yang sangat berguna untuk mempertahankan kelancaran kerja saluran pencernaan makanan.
Labu Kuning
Di beberapa daerah, buah labu kuning yang belum terlalu masak sudah
dapat direbus menjadi sayuran pelengkap lauk pauk. Sementara yang sudah
masak, diolah menjadi jajanan.
Kandungannya antara lain karbohidrat, vitamin B dan C, serta protein. Ada pustaka yang menyebutkan, buah ini juga berkhasiat sebagai tonikum dan pelancar keluarnya air seni. Yang menguntungkan lagi, buah ini bisa disimpan dalam jangka panjang.
Kandungannya antara lain karbohidrat, vitamin B dan C, serta protein. Ada pustaka yang menyebutkan, buah ini juga berkhasiat sebagai tonikum dan pelancar keluarnya air seni. Yang menguntungkan lagi, buah ini bisa disimpan dalam jangka panjang.
Pare
Karena rasanya yang pahit, pare memang kurang populer. Tapi, buah ini
banyak menarik minat peneliti untuk menguak khasiatnya bagi penyembuhan
dan kesehatan. Khasiat yang paling populer adalah sebagai penurun kadar
gula darah pada penderita kencing manis. Namun, penggunaannya harus
dilakukan melalui konsultasi dengan dokter.
Yang tak kalah
menarik, buah pare kaya kandungan vitamin dan mineral, yaitu zat besi,
kalsium, dan fosfor. Daunnya juga ditengarai kaya kandungan fosfor,
selain unsur zat besi dan kalsium.
Bagi Anda yang
tahan rasa pahit, disarankan melahap langsung satu buah pare berukuran
sedang setiap hari. Alternatif lain, rebuslah buah atau daun pare
secukupnya dan minumlah tidak lebih dari 100 ml sehari. Jus pare yang
dibuat dari 60 gram buah pare untuk sekali minum, bisa menjadi pilihan
lain.
Pegagan
Tumbuhan ini merambat dan mudah tumbuh di tempat-tempat liar seperti
tegal, padang rumput, tepi parit, dan tepi jalan. Karena tumbuh liar
itulah, orang kurang menaruh perhatian akan keberadaannya. Padahal,
khasiatnya sudah terbukti secara turun-temurun.
Menurut hasil penelitian ilmiah, tanaman ini terbukti mampu berperan sebagai tonikum otak, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengatasi luka pada kulit.
Kemampuannya dalam meningkatkan kerja neurotransmitter pada
susunan saraf otak dapat membantu meningkatkan kemampuan daya tangkap
dan daya ingat manusia. Kandungan vitamin dan mineral yang bisa
dijadikan suplemen alam adalah fosfor, kalsium, besi, dan mineral lain.
Pegagan
juga kaya vitamin B. Kandungan vitamin B inilah yang diduga menyebabkan
daun pegagan memiliki khasiat sebagai tonikum dan stimulansia. Selain
itu, juga mengandung serat, gula, minyak atsiri, saponin, dan alkaloida.
Yang menarik, mengonsumsi daun ini secara rutin bisa membuat orang awet
muda.
Trik
Agar beroleh manfaat, alangkah baiknya Anda perhatikan beberapa hal. Pilih bahan bermutu baik, tidak terdapat lubang bekas gigitan binatang, dan mempunyai warna yang menunjukkan kesegaran bahan.Cucilah dengan sangat teliti untuk menghilangkan sebanyak mungkin pengotoran yang tidak dikehendaki seperti serangga, cacing, juga pestisida. Jangan mengolahnya dengan suhu atau panas yang tinggi untuk waktu yang relatif lama. Dan, konsumsilah secara rutin sebagai lauk pauk dalam jumlah yang tidak berlebihan.
(Sumber http://nyata.co.id)
No comments:
Post a Comment