24.2.15

Anak Manja, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

 

 Sebelumnya minta beli ini, tak berselang lama sudah ingin beli yang lain. Meski sifat manja si kecil kadang menggemaskan, namun jika terlalu berlebihan juga akan berdampak buruk bagi pola pikirnya dan tumbuh kembangnya. Lantas, apa sih yang menyebabkan anak menjadi manja? Berikut ini penyebabnya.

Mencintai anak dengan sepenuh hati memang sudah menjadi tanggung jawab bagi orang tua. Memberikan yang terbaik dari makanan, pakaian maupun kebutuhan lain yang menunjang gaya hidupnya. Sayangnya, perhatian ini seringkali kurang terkontrol, terlebih jika si kecil anak tunggal atau masih belum memiliki saudara, porsi perhatian orang pada anak cenderung berlebihan. Akibatnya, muncul sikap manja pada anak. Si kecil akan memberontak jika apa yang dia terima tak lebih baik dari sebelumnya.

Itu hanya sebagian kecil saja, beberapa hal berikut ini bisa jadi penyebab lain sikap manja pada anak.

Gaya mendidik
Tumpuan utama pembentukan karakter anak terletak pada didikan orang tuanya. Gaya mendidik yang bertumpu pada materi akan membuat anak menjadi bersikap materialistik. Begitu juga dengan sikap mendidik anak yang sering menampakkan ekspresi kekerasan maka akan membentuk pribadi yang tak jauh beda dengan yang sudah diberikan oleh orang tuanya. Daisy Fernchild, psikolog anak asal Amerika mengemukakan jika manja adalah salah satu wujud kasih sayang orang tua yang berlebihan.

Bukan hanya benar, mendidik anak juga perlu melakukan hal-hal yang tepat. Daisy menyebutkan memberikan perhatian pada anak sebaiknya dibatasi. Orang tua cukup memberikan perhatian secukupnya pada si kecil. Jika anak sudah bisa mandiri dengan kegiatannya, maka jangan menawarkan bantuan lagi. Biarkan si kecil mengembangkan kreativitasnya. Satu lagi yang penting, dalam hal pemberian materi atau uang upayakan tidak dilebihkan dengan kebutuhan anak-anak pada umumnya. Berikan sewajarnya, edukasikan pada si kecil jika tak selamanya orang memiliki banyak uang. Mumpung masih ada, lebih baik ditabung dan tidak dibelanjakan secara boros.

Minimnya interaksi
Daisy menyebutkan jika anak-anak yang berasal dari keluarga sederhana sebenarnya memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan anak-anak dari keluarga kaya raya. Anak yang berasal dari keluarga sederhana bisa sering bertemu dengan orang tuanya. Mereka bisa belajar arti kesederhanaan dari orang tua mereka tanpa banyak tuntutan karena kesadaran diri. Sebaliknya, anak-anak dari keluarga kaya kebanyakan sulit untuk berkumpul. Kesibukan orang tua yang padat membuat mereka hanya hidup dalam tumpuan materi dan minim kasih sayang. Akibatnya karakter anak menjadi lebih individualis dan memiliki tuntutan yang tinggi, termasuk begitu manja dengan orang tuanya.

Dari sini bisa dipahami jika memberikan segala hal pada anak sebaiknya diberikan batasan. Berikan kasih sayang pada anak dalam bentuk dukungan agar si kecil bisa lebih mandiri dan disiplin dalam menjalani hidup.
(Sumber Nestle)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...