Pernah mendengar istilah workaholic? Istilah ini begitu populer diberikan bagi orang yang suka bekerja secara berlebihan alias gila kerja.
Pernah mendengar istilah workaholic?
Istilah ini begitu populer diberikan bagi orang yang suka bekerja
secara berlebihan alias gila kerja. Belum ada hal yang pasti apakah workaholic ini sendiri memiliki makna konotasi positif ataupun negatif. Meski begitu, workaholic
masih bisa diidentifikasi perbedaannya dengan orang yang bekerja keras.
Bedanya, kerja keras merupakan sebuah sikap yang dimiliki orang agar
bisa mendapatkan apa yang ingin dicapainya.
Sementara workaholic memiliki makna yang cenderung ke unsur compulsive dan juga addictive. Compulsive menandakan bahwa orang tersebut memiliki tekanan batin atau dorongan agar bisa bekerja dengan lebih giat. Sedangkan, addictive mengacu pada ketagihan atau kecanduan pada pekerjaan yang sangat digemarinya.
Workaholic juga bukan saja bisa dialami oleh orang kantor. Berbagai profesi lain juga bisa mengalami workaholic ini.
Sebut saja, penulis dan seniman. Karena adanya tuntutan dan rasa
kecintaan terhadap pekerjaan, mereka bisa saja mengurung diri
berhari-hari dalam rumah hanya untuk menyempurnakan pekerjaan, yang
berupa lukisan dan juga karangan.
Ada
pula pedagang, yang rela bekerja siang malam bahkan sampai tidak pulang
dari pasar hanya ramainya pelanggan. Mereka akan menunggu dan terus
berjualan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Bahkan beberapa di
antaranya sampai ada yang tak makan dan mengurus diri sebagaimana
mestinya. Dan, yang paling berpotensi mengalami workaholic adalah ibu rumah tangga.
Tugas
membersihkan rumah, memasak di dapur, menyuci dan menyetrika baju,
menyiram tanaman, merawat anak hingga pergi belanja. Semua kegiatan
tersebut sanggup dilakukan oleh ibu rumah tangga. Hanya karena merasa
sebagai kewajiban yang harus dilakukan, dengan sigap ibu rumah tangga
menyelesaikannya sepanjang hari. Bahkan, ada beberapa yang begitu keras
menjalankan aktivitas rumah tangga, sampai-sampai hanya tidur selama
beberapa jam saja.
Secara etos kerja, hal demikian memang baik. Namun, secara gaya hidup, workaholic
bukanlah pola hidup yang sehat. Bekerja keras boleh-boleh saja, tetapi
Anda juga harus sadar bahwa tubuh juga memiliki batasan untuk bekerja.
Tubuh perlu makan dan minum agar tetap fit, tubuh butuh istirahat cukup
agar bugar kembali dan tubuh juga butuh olahraga agar senantiasa tampil
sehat. Selain itu, otak juga perlu hiburan agar proses hidup bisa
terlewati dengan lebih bahagia.
(Sumber Nestle)
No comments:
Post a Comment