-Ikan segar menjadi salah satu komponen penyumbang inflasi pada periode Januari 2015. Meski secara umum bulan Januari 2015 terjadi deflasi 0,24%, namun harga ikan segar nasional menyumbang inflasi sebesar 0,08%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan kenaikan harga ikan segar dipicu cuaca buruk yang mengakibatkan ombak besar dan nelayan takut melaut.
"Harga ikan naik karena musim angin Barat dan paling dirasakan di wilayah Indonesia Timur. Kapal-kapal sebagian besar nelayan kita kecil-kecil dan tidak berani melaut di atas 12 mil ketika musim gelombang besar," katanya kepada detikFinance, Rabu (4/02/2015).
Sasmito menambahkan kenaikan harga ikan segar hampir merata di seluruh Indonesia. Namun kenaikan harga ikan segar paling dirasakan di Indonesia bagian Timur.
"Inflasi Ambon sebesar 2,37% terutama disebabkan harga ikan segar rata-rata naik 33%. Di Tual (Maluku) harga ikan naik 23%, di Manokwari (Papua) naik 17%, di Balikpapan (Kalimantan Selatan) naik 22%," paparnya.
Gelombang tinggi disebut Sasmito membuat kapal nelayan sederhana tidak bisa melaut karena takut diterjang ombak besar.
"Karena illegal fishing biasanya menangkap ikan di laut lepas sudah berkurang maka ketika hasil penangkapan ikan oleh nelayan tradisional berkurang di pantai di bawah 12 mil maka hasil illegal fishing tidak banyak yang bisa dijual di pasar lokal/domestik. Akibatnya harga ikan naik," jelasnya.
(Sumber Detik)
No comments:
Post a Comment