18.2.15

5 Mitos Populer Tentang Makanan untuk Si Kecil

 

 Makanan menjadi sumber utama yang dibutuhkan tubuh untuk terus bertahan hidup. Namun, tahukah Anda jika ada anggapan yang keliru soal makanan yang dikonsumsi oleh si kecil?

Makanan menjadi sumber utama yang dibutuhkan tubuh untuk terus bertahan hidup. Nasi, ayam, ikan, sayur maupun buah-buahan hanyalah sebagian dari sumber zat gizi yang amat penting. Sumber nutrisi ini akan dicerna dalam tubuh, hingga akhirnya menyumbang energi yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk beraktivitas sepanjang hari. Bagi anak-anak, nutrisi ini amat penting utamanya untuk menyokong proses tumbuh kembangnya supaya tetap lancar.

Namun, tahukah Anda jika ada anggapan yang keliru soal makanan yang dikonsumsi oleh si kecil? Biar tidak penasaran, langsung simak ulasannya berikut ini ya.

Mitos: susu formula rendah zat besi baik untuk si kecil yang konstipasi

Edward Keenan, MD, asisten profesor dan ahli pediatri di Harvard Medical School, mengatakan banyak tidaknya zat besi yang ada dalam susu formula bayi tidak berpengaruh langsung pada kinerja usus bayi. Sebaliknya, memberikan susu formula rendah zat besi dapat membuat si kecil berisiko mengalami anemia dan kekurangan sel darah merah yang bisa berdampak pada lambatnya proses berjalan si kecil. Demikian lansiran American Academy of Pediatric.

Mitos: makan daging merah dan telur rutin tak baik buat si kecil

Menurut Dr. William Dietz, dokter anak sekaligus direktur divisi Nutrisi dan aktivitas fisik di Pusat Pengendalian Penyakit Atlanta, daging merah memang kurang baik untuk program makan sehat orang dewasa. Tapi, hal ini tak berlaku bagi anak-anak. Daging merah kaya protein dan zat besi yang amat penting untuk mendukung proses tumbuh kembang si kecil.

Mitos: jika si kecil menolak makan tandanya kenyang

Dr. William menyatakan anak yang menolak makan tidak serta merta karena tidak merasa lapar. Dia merasa bosan karena belum terbiasa dengan makanan yang menurutnya memiliki rasa sama. Cobalah untuk memberikan beberapa varian rasa makanan baru yang berbeda. Suapi si kecil agar mengenal makanan  yang baru dicobanya. Di awal-awal mungkin dia akan memuntahkannya, tapi itu lebih baik daripada dia menolaknya.

Mitos: si kecil lebih suka makanan yang sama

Sama halnya orang dewasa, anak juga memiliki kebosanan dalam memakan makanan yang sama. Hanya saja dia tidak bisa bebas menentukannya layaknya orang dewasa. Susan Roberts, PhD, ahli gizi anak Amerika, mengungkapkan jangan menunggu anak menolak makanan yang sudah Anda sajikan berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Jadilah orang tua yang kreatif dalam menyajikan aneka olahan baru yang sehat dan bergizi buat si kecil.

Mitos: mengenalkan sayuran dulu baru buah-buahan

Faktanya, tak ada alasan yang menyebabkan si kecil tak suka sayuran hanya gara-gara sudah terlanjur dikenalkan pada buah terlebih dulu. Susan yang juga penulis buku Feeding Your Child for Lifelong Health ini menyatakan tak peduli buah atau sayuran dulu yang bakal Anda kenalkan pada si kecil. Yang jelas lakukan secara intens dengan memasukkan makanan sehat ini ke dalam menu harian agar anak terbiasa memakannya sampai dewasa.
Sudah tahu kan mana yang benar dan mana yang tidak untuk asupan makanan si kecil, Bu?
(Sumber Nestle)

3 comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...