6.3.15

Menjaga Keharmonisan Saat Liburan


Satu perkara yang juga cukup penting dari liburan adalah menjaga keharmonisan pada saat liburan.


Satu perkara yang juga cukup penting dari liburan adalah menjaga keharmonisan pada saat liburan. Liburan yang sudah lama dinanti untuk bisa dinikmati, namun begitu tiba waktunya, semua berantakan.

Kenapa bisa terjadi? Ini bisa terjadi karena gagal menjaga keharmonisan dengan  pasangan atau dengan anak-anak. Agar keharmonisan tetap terjaga saat liburan, tentu perlu ada sejumah persiapan yang harus dilakukan.

Yang mendasar adalah menyepakati lebih dulu hal-hal penting, baik dengan pasangan atau dengan anak. Misalnya soal budget, soal lokasi, soal waktu, tempat yang akan dikunjungi dan seterusnya. 

Jika muncul perbedaan di tengah jalan, utamakan berdialog dan berdiskusi lalu jauhkan diri dari perdebatan dan adu argumen. Sudah pasti akan ada hal-hal baru yang di luar skenario perencanaan. 


Jika terjadi hal-hal di luar perencanaan, munculkan dialog. Berdialog adalah bertukar pandangan dan kebenaran, mengajukan pertanyaan, saling mendengarkan, dan suasananya jauh dari ketegangan. 

Ini lain dengan debat dimana kita merasa lebih / paling benar dalam suasana yang tegang dan kita meminta pihak lain untuk harus mendengarkan. Untuk kepentingan keharmonisan, debat perlu dijauhkan. 

Apakah dengan berdialog lantas akan muncul solusi persoalan yang saling menguntungkan? Tidak mungkin. Keharmonisan kita dengan pasangan atau dengan anak itu tidak selalu harus dibangun dari hubungan yang saling menguntungkan. 

Bila kesepakatan yang saling menguntungkan susah tercapai, maka kita perlu mengalah, entah itu lose-win (mengalah untuk menghindari perdebatan atau untuk mencapai keharmonisan) atau lose-lose (sama-sama mengalah).

Untuk bisa melakukan itu, syaratnya harus punya jiwa yang besar yang mampu melihat persoalan dari sudut kebutuhan yang lebih besar (keharmonisan), bukan dari sudut ego pribadi.
Bagaimana jika anak-anak yang punya inisiatif untuk menyimpang dari skenario? Jika dialog tetap gagal dibangun, maka toleransi bisa diberikan sejauh kita melihat masih terukur.
Intinya, keharmonisan kita di saat liburan bukanlah anugerah yang datang begitu saja, tetapi sebuah hasil dari apa yang kita usahakan bersama. Keharmonisan bukan berarti tidak ada perbedaan, namun kreatif dalam menyikapi perbedaan.
Semoga bisa kita jalankan.
(Sumber Nestle)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...