6.3.15

Mengelola Rasa Cemas

 

 Rasa cemas dimiliki oleh semua orang, siapapun dia. Bedanya, ada yang bisa menguasai lalu menggunakannya untuk kemajuan, dan ada yang malah dikuasainya lalu menjadi korban.

Rasa cemas dimiliki oleh semua orang, siapapun dia. Bedanya, ada yang bisa menguasai lalu menggunakannya untuk kemajuan, dan ada yang malah dikuasainya lalu menjadi korban.
Kecemasan adalah munculnya rasa tidak tenteram dalam hati sebagai akibat dari ketakutan atau kekhawatiran. Di kantor atau dalam kehidupan secara umum, ada banyak hal yang bisa membikin kita cemas, misalnya persaingan, kegagalan, atau ketidakpastian hari esok.

Sejauh itu porsinya pas, munculnya beralasan, dan kita mampu menggunakannya untuk antisipasi atau beraksi, maka  manfaatnya sangat bagus buat kita. Tapi kalau terlalu kurang atau terlalu berlebihan, seringkali menimbulkan hal-hal yang kurang bagus.

Terlalu kurang dapat membuat kita terlalu optimis sehingga kurang mengantisipasi atau kurang tergerak untuk beraksi. Misalnya kita terlalu optimis terhadap masa depan, namun itu hanya sebatas sebagai hiburan semata. Hasilnya kurang bisa mengubah masa depan. Masa depan itu hanya bisa diubah dengan tindakan hari ini.

Sebaliknya, jika porsi kecemasan itu berlebihan, lebih-lebih sudah menjadi gaya hidup, ini sangat berpotensi membuat kita menjadi orang yang pesimis. Efeknya tidak saja pada diri sendiri, tetapi juga pada hubungan kita dengan orang lain.

Kita akan terdorong untuk sedikit-sedikit curiga, kurang bisa memberikan yang terbaik dalam bekerja, sering membela diri secara tidak sehat (defensif), mudah merasa ditentang atau disakiti. Untuk menguasai kecemasan yang berlebihan ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, antara lain:
  • Kuasai nilai-nilai, entah agama atau ajaran hidup apapun, yang bisa menjadi pegangan Anda sehingga tidak terlalu takut / khawatir.
  • Kuasai keahlian, ketrampilan, atau kompetensi tertentu yang bisa membuat Anda punya alasan untuk yakin, sehingga tidak mudah diancam oleh kegagalan, ketidakpastian atau persaingan.
  • Gunakan ketakutan atau kekhawatiran itu untuk melakukan sesuatu yang positif, misalnya mengantisipasi atau mengembangkan diri
  • Bergaul dengan orang yang keyakinan jiwanya bagus atau yang jiwanya besar dan membuka diri untuk bisa ketularan
  • Menambah ilmu, informasi, atau menambah pengaman misalnya menabung, investasi, jaringan, dan lain-lain.
Intinya, kecemasan itu perlu disehatkan melalui dua cara, yaitu dengan tindakan batin (keimanan, doa atau pemikiran) dan tindakan nyata (keahlian, kepemilikan, dll).  Hanya saja, caranya tidak boleh ugal-ugalan tanpa dipikirkan dengan baik, melainkan harus dengan kesadaran yang berproses.
Semoga bermanfaat.
(Sumber Nestle)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...