Selain
menyerang anak-anak, demam berdarah dengue (DBD) juga menyerang orang
dewasa. Malah, kewaspadaan orang dewasa pada DBD harus lebih
ditingkatkan. Apa pasal? Dalam acara ‘Langkah Pencegahan Demam Berdarah
Paling Efektif’ di Hotel Ibis Basuki Rahmad, Rabu (25/2) menurut Prof Dr
dr Usman Hadi SpPD K-PTI (K), mengingatkan tentang satu hal penting.
Menurut dokter spesialis
penyakit dalam dan penyakit infeksi dan tropis RSU dr Soetomo Surabaya,
penyakit DBD justru sangat berbahaya ketika menyerang orang dewasa.
“Terutama yang berusia lanjut dan memiliki riwayat penyakit-penyakit
lain sebelumnya,” katanya.
Kata
Usman Hadi, kalau pada anak-anak, bisa saja DBD bisa sembuh tanpa
diobati, asal masa kritisnya terlewati. Bahkan pada anak-anak, jika
penanganannya tidak terlambat maka bisa pulih seperti sedia kala. Tapi,
pada orang dewasa, tak semudah itu. Ini karena ada penyakit lain yang
diderita oleh pasien DBD dewasa itu. “Inilah yang harus diwaspadai,”
katanya.
Ia
memisalkan andai seseorang terkena DBD yang ternyata menderita penyakit
ginjal. Sebab ada treatment yang justru berlawanan antara dua penyakit
ini. “Karena DBD, dokter menyarankan pasien banyak minum karena DBD
memang harus banyak minum. Namun kalau minum banyak dan si pasien
memiliki riwayat ginjal yang tidak baik, maka malah berakibat pada
terjadinya gagal ginjal,” katanya.
Sama halnya juga jiak
pasien DBD yang memiliki riwayat penyakit jantung dan lever. “Maka tiga
riwayat penyakit itu harus diwaspadai kalau ada orang dewasa yang
menderita DBD, perlu penanganan yang lebih hati-hati,” ujarnya dalam
Tak Cukup Fogging
Lebih lanjut Usman Hadi juga mengungkapkan tentang pemahaman yang harus
diluruskan tentang DBD. Ada fenomena bahwa DBD saat ini sudah mengalami
perubahan siklus kondisi berbahayanya. “Dulu, siklus berbahaya di hari
ke empat hingga ke tujuh, namun kini di hari ke delapan hingga
seterusnya masih bisa dalam kondisi berbahaya,” katanya.
DBD
yang biasa terjadi pada musim-musim hujan yang biasanya akan mengalami
keadaan luar biasa (KLB) satu dan lima tahun ini memang tidak bisa
ditangani dengan mudah. Dibutuhkan peran serta masyarakat luas untuk
memberantasnya.
Sementara
Dr dr Tri Yunis Miko Wahyudi MSc, dosen dan peneliti dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia membahas tentang nyamuk aedes
aegypti. Nyamuk penyebab DBD ini memang haruslah dimusnahkan. Namun
cara memusnahkannya bukan dengan melakukan fogging seperti yang selama
ini banyak dilakukan masyarakat.
“Fogging atau pengasapan tidak cukup efektif untuk memberantasnya. Sarang-sarang nyamuk yang harus dibuang apalagi di musim hujan. Tiga M perlu dilakukan. Kalau kita memiliki gedangan air di rumah misalnya kolam sebisa mungkin harus diisi dengan ikan, karena ikan yang akan memakan jentik-jentik nyamuk itu.” jelasnya.
Selain
itu, kata Tri Yunis, diusahakan agar di rumah terbebas dari hal-hal
yang membuat nyamuk betah untuk tinggal. Misalnya jangan menggunakan
gorden yang berwarna gelap dan jangan menggantung pakaian yang habis
dipakai terlalu lama.
(Sumber Nyata)
No comments:
Post a Comment