Bisa karena terbiasa itulah yang sering kita dengar dari para pakar.
Banyak orang menguasai ketrampilan berawal dari memaksakan atau
membiasakan, dan Termasuk membiasakan untuk menulis. Tulisan merupakan
wujud kebudayaan yang tak kan lekang oleh zaman.
Menulis itu Bakat ?
Seringkali saya bertemu dengan
teman-teman dan ketika berbicara tentang tulisan, mereka berdalih
dirinya tidak bakat untuk menulis. Setelah saya renungkan bakat itu
potensial namun kalau bakat tidak di garap sama saja, namun nyatanya
menulis itu merupakan kerja keras, rutinitas dan terus menerus atau
istiqomah dalam berkarya.
Kata kuncinya ketika kita ingin menulis,
maka mulailah dari sekarang. Ayo tulislah dan tulis apa yang bisa
engkau tulis hari ini. Apapun wujud tulisanmu itu nantinya akan
berkembang dan membentuk karakter kita dalam tulisan.
Memulainya yang Susah
Mau memulai dari mana? ya inilah yang
seringkali menjadi pertanyaan klasik dimanapun tempat belajar nulis.
katanya menulis itu mengalir namaun untuk mengawali atau membangun air
yang bagus agar bisa mengalir itu ternyata tidak mudah sobat. lantas apa
yang perlu kita perhatikan dalam memulai sebuah tulisan? Jawbannya
yakinilah apa yang kamu anggab baik, dan jangan takut salah untuk
menulis. Tulis… tulis dan tulislah apa yang bisa kita tuliskan. baca
lingkungan sekitar, dengarkan suara hati dari apa yang dekat dengan kita
barangkali itu bisa menjadi inspirasi dalam tulisan.
Mengapa Menulis itu harus Ikhlas ?
Tulus, iya ketulusan hati akan
memberikan kenyamanan dan akan membuka pintu kebahagiaan. sesungguhnya
ketika kita telah tulus berkarya maka tanpa kita sadari itulah
cipratan-cipratan kebahagiaan yang dapat kita rasakan. Dalam menulis
kita boleh berharap, namun janganlah berangan-angan terlalu tinggi
terhadap hasil tulisan kita. Karena ketika kita berangan terlalu tinggi
dan hasil tulisan kita tidak sesuai dengan harapan maka yang ada
hanyalah kekecewaan dan berkurangnya kebahagiaan.
Kalau di Kompasiana yang merupakan
tempatnya Pewarta warga maka cobalah menulis dengan semangat berbagi,
spirit kepedulian dan tulus untuk pengabdian. jangan berharap berlebihan
semisal ingin masuk highlight, HL ataupun trending article. loch emang
mengapa? berharap kan ndak salah ?
Iya ndak salah sich? itu kembali ke
masing-masing pribadi penulis. Tentunya setiap penulis memiliki
idealisme masing-masing. bagi saya yang orang awam, mari mencoba menulis
dengan ketulusan, apapun hasilnya nanti itu adalah efek dari karya
kita. jadi ingat kata-kata caknun, “Janganlah mencari uang, karena
derajatnya uang itu lebih rendah dari kita. Jadilah pribadi agar uang
yang mengejar kita. artinya bahwa jangan mau hidup kita untuk
mencari-cari hal yang tidak jelas ujungnya, ketika caknun menulis, bikin
buku, bikin puisi itu tidak untuk mencari uang. namun bisa jadi dan
sangat mungkin ketika karya kita baik dan pantas untuk di nikmati orang
lain maka akan ada efek sampingnya seperti dalam bentuk uang,
persahabatan, silaturahmi dan masih banyak lagi.
Menulis… dan menulis ku coba untuk
belajar menulis. dengan Semangat Berbagi dan Silaturahmi ku mencoba
tetap bertahan untuk Menulis. Ingat, Dengan menulis kita bisa
menciptakan Dunia, termasuk dunia fiksi. hehe…
#ini hanyalah refleksi diri dalam
tulisan, dan mungkin tidaklah penting. hanya untuk mencoba untuk
menggerakan tangan dan memainkan jari-jari di atas papan kunci(Sumber http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/11/24/)
No comments:
Post a Comment