25.11.14

Menulislah dengan Ketulusan




 Bisa karena terbiasa itulah yang sering kita dengar dari para pakar. Banyak orang menguasai ketrampilan berawal dari memaksakan atau membiasakan, dan Termasuk membiasakan untuk menulis. Tulisan merupakan wujud kebudayaan yang tak kan lekang oleh zaman.



Menulis itu Bakat ?
Seringkali saya bertemu dengan teman-teman dan ketika berbicara tentang tulisan, mereka berdalih dirinya tidak bakat untuk menulis. Setelah saya renungkan bakat itu potensial namun kalau bakat tidak di garap sama saja, namun nyatanya menulis itu merupakan kerja keras, rutinitas dan terus menerus atau istiqomah dalam berkarya.
Kata kuncinya ketika kita ingin menulis, maka mulailah dari sekarang. Ayo tulislah dan tulis apa yang bisa engkau tulis hari ini. Apapun wujud tulisanmu itu nantinya akan berkembang dan membentuk karakter kita dalam tulisan.
Memulainya yang Susah
Mau memulai dari mana? ya inilah yang seringkali menjadi pertanyaan klasik dimanapun tempat belajar nulis. katanya menulis itu mengalir namaun untuk mengawali atau membangun air yang bagus agar bisa mengalir itu ternyata tidak mudah sobat. lantas apa yang perlu kita perhatikan dalam memulai sebuah tulisan? Jawbannya yakinilah apa yang kamu anggab baik, dan jangan takut salah untuk menulis. Tulis… tulis dan tulislah apa yang bisa kita tuliskan. baca lingkungan sekitar, dengarkan suara hati dari apa yang dekat dengan kita barangkali itu bisa menjadi inspirasi dalam tulisan.
Mengapa Menulis itu harus Ikhlas ?
Tulus, iya ketulusan hati akan memberikan kenyamanan dan akan membuka pintu kebahagiaan. sesungguhnya ketika kita telah tulus berkarya maka tanpa kita sadari itulah cipratan-cipratan kebahagiaan yang dapat kita rasakan. Dalam menulis kita boleh berharap, namun janganlah berangan-angan terlalu tinggi terhadap hasil tulisan kita. Karena ketika kita berangan terlalu tinggi dan hasil tulisan kita tidak sesuai dengan harapan maka yang ada hanyalah kekecewaan dan berkurangnya kebahagiaan.
Kalau di Kompasiana yang merupakan tempatnya Pewarta warga maka cobalah menulis dengan semangat berbagi, spirit kepedulian dan tulus untuk pengabdian. jangan berharap berlebihan semisal ingin masuk highlight, HL ataupun trending article. loch emang mengapa? berharap kan ndak salah ?
Iya ndak salah sich? itu kembali ke masing-masing pribadi penulis. Tentunya setiap penulis memiliki idealisme masing-masing. bagi saya yang orang awam, mari mencoba menulis dengan ketulusan, apapun hasilnya nanti itu adalah efek dari karya kita. jadi ingat kata-kata caknun, “Janganlah mencari uang, karena derajatnya uang itu lebih rendah dari kita. Jadilah pribadi agar uang yang mengejar kita. artinya bahwa jangan mau hidup kita untuk mencari-cari hal yang tidak jelas ujungnya, ketika caknun menulis, bikin buku, bikin puisi itu tidak untuk mencari uang. namun bisa jadi dan sangat mungkin ketika karya kita baik dan pantas untuk di nikmati orang lain maka akan ada efek sampingnya seperti dalam bentuk uang, persahabatan, silaturahmi dan masih banyak lagi.
Menulis… dan menulis ku coba untuk belajar menulis. dengan Semangat Berbagi dan Silaturahmi ku mencoba tetap bertahan untuk Menulis. Ingat, Dengan menulis kita bisa menciptakan Dunia, termasuk dunia fiksi. hehe…
#ini hanyalah refleksi diri dalam tulisan, dan mungkin tidaklah penting. hanya untuk mencoba untuk menggerakan tangan dan memainkan jari-jari di atas papan kunci
(Sumber http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/11/24/)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...