27.11.14

Ciri-ciri dan dampak buruk gangguan pencernaan pada anak


Hai bunda, hati-hati ya jika anak mengalami gangguan pencernaan, bisa berdampak buruk lho, berikut penjelasannya, moga bermanfaat...

Gangguan fungsional pada saluran cerna anak terjadi karena organ pencernaan anak yang belum matang atau dewasa. Pakar mengatakan bahwa meski bukan penyakit, bukan berarti gangguan ini tak berbahaya bagi anak.

Prof Mohammad Juffrie, SpA(K), PhD, anggota koligium IDAI Yogyakarta mengatakan bahwa gangguan saluran cerna dapat berbahaya jika diiringi dengan penurunan berat badan. Itu artinya, nutrisi yang didapat dari ASI tidak terserap maksimal oleh tubuh bayi.

"Karena kalau gumoh kan susunya balik lagi ke atas kan. Kalau terus menerus seperti itu bisa jadi nanti bayinya tak mendapat nutrisi," tutur Prof Juffrie dalam media workshop Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di ‎Hotel JW Marriot, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Rabu (26/11/2014).

S‎elain itu, orang tua juga harus memperhatikan porsi makan anak. Meski gangguan fungsional saluran cerna dapat dicegah dengan memberikan anak makan secukupnya, bukan berarti orang tua harus senang jika akhirnya anak malas makan atau porsi makannya berkurang.

Dijelaskan Prof Juffrie bahwa anak malas makan atau minum ASI bisa diakibatkan adanya gangguan pada tenggorokan. Gangguan tersebut terjadi karena asam lambung anak juga ikut naik ketika gumoh, dan bisa menyebabkan iritasi pada kerongkongan.

"Karena sifatnya asam kan, HCL, hidroklorida. Kalau terus menerus naik ke kerongkongan nanti bisa inflamasi dan terjadi pembengkakan. Pada tahap berbahaya, pembengkakan ini dapat menyebabkan radang dan harus dioperasi," ungkapnya lagi.

‎Sementara itu, Prof Yvan Vandenplas dari Universitair Ziekenhuis Brussel, Belgia, menyoroti penggunaan obat-obatan yang dilakukan orang tua untuk mengobati gangguan saluran pencernaan seperti kolik, gumoh dan konstipasi pada anak. Menurutnya, penggunaan obat-obatan tidak dianjurkan untuk mengatasi gangguan pencernaan pada anak.

"Anak belum memiliki daya tahan tubuh yang sempurna. Organnya pun belum berkembang maksimal. Saya rasa jika diberikan obat, efek samping yang dirasakan anak lebih besar daripada manfaatnya," ungkapnya.

"Karena itu saya tidak menyarankan orang tua untuk memberikan obat bebas kepada anak meski anak mengidap kolik atau konstipasi. Sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab gangguan tersebut," pungkasnya.
(Sumber : detikHealth.com)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...