Awas,lampu hemat energi bisa bahayakan kulit,info dari detikhealth berikut mungkin saja bermanfaat buat kita,monggo disimak :)
Karena tagihan listrik yang terus meningkat, banyak rumah tangga dan perusahaan berskala kecil hingga besar beralih menggunakan lampu compact fluorescent light (CFL) atau biasa disebut dengan lampu hemat energi sebagai sumber penerangan utamanya. Namun baru-baru ini tim peneliti dari AS menemukan bahwa lampu favorit banyak orang ini justru berisiko menyebabkan kerusakan kulit.
Tak dinyana tim peneliti dari Stony Brook University di New York menemukan bahwa lampu hemat energi memancarkan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang sangat tinggi. Padahal radiasi UV dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel kulit dan pada tingkat paparan yang sangat tinggi dapat menyebabkan kanker.
Untuk membuktikannya, tim peneliti memapari sel-sel kulit manusia dengan cahaya dari lampu hemat energi dan membandingkannya dengan efek lampu pijar biasa terhadap sel-sel kulit yang sama.
Setelah dianalisis terlihat bahwa sel-sel kulit yang terpapar CFL mengalami kerusakan yang signifikan. "Hasilnya menunjukkan bahwa lampu ini benar-benar dapat mengakibatkan kematian sel," ungkap peneliti Marcia Simon yang juga profesor dermatologi dari Stony Brook University seperti dikutip dari Livescience, Minggu (6/1/2013). Sedangkan sel-sel kulit yang terpapar lampu biasa tidak mengalami kerusakan yang perlu dikhawatirkan.
Bahkan peneliti percaya jika adanya retakan kecil pada lapisan pembungkus di dalam bola lampu CFL-lah yang menyebabkan bocornya radiasi sinar UV sehingga mengenai kulit manusia dan merusak jaringannya.
Lagipula menurut peneliti lampu CFL juga mengandung sejumlah bahan beracun seperti merkuri yang diketahui mampu menimbulkan kerusakan saraf, bayi lahir cacat dan risiko kesehatan lainnya.
Menanggapi studi ini, produsen lampu CFL mengungkapkan bahwa tingkat radiasi yang dipancarkan oleh lampu CFL masih relatif rendah sehingga bola lampunya aman digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Meski begitu dengan adanya studi ini, konsumen diminta untuk lebih bijak lagi memilih sumber penerangan yang ramah terhadap kesehatannya. Tak hanya memperhitungkan efisiensi energi, tahan lama atau rendahnya tagihan listrik semata.
Karena tagihan listrik yang terus meningkat, banyak rumah tangga dan perusahaan berskala kecil hingga besar beralih menggunakan lampu compact fluorescent light (CFL) atau biasa disebut dengan lampu hemat energi sebagai sumber penerangan utamanya. Namun baru-baru ini tim peneliti dari AS menemukan bahwa lampu favorit banyak orang ini justru berisiko menyebabkan kerusakan kulit.
Tak dinyana tim peneliti dari Stony Brook University di New York menemukan bahwa lampu hemat energi memancarkan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang sangat tinggi. Padahal radiasi UV dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel kulit dan pada tingkat paparan yang sangat tinggi dapat menyebabkan kanker.
Untuk membuktikannya, tim peneliti memapari sel-sel kulit manusia dengan cahaya dari lampu hemat energi dan membandingkannya dengan efek lampu pijar biasa terhadap sel-sel kulit yang sama.
Setelah dianalisis terlihat bahwa sel-sel kulit yang terpapar CFL mengalami kerusakan yang signifikan. "Hasilnya menunjukkan bahwa lampu ini benar-benar dapat mengakibatkan kematian sel," ungkap peneliti Marcia Simon yang juga profesor dermatologi dari Stony Brook University seperti dikutip dari Livescience, Minggu (6/1/2013). Sedangkan sel-sel kulit yang terpapar lampu biasa tidak mengalami kerusakan yang perlu dikhawatirkan.
Bahkan peneliti percaya jika adanya retakan kecil pada lapisan pembungkus di dalam bola lampu CFL-lah yang menyebabkan bocornya radiasi sinar UV sehingga mengenai kulit manusia dan merusak jaringannya.
Lagipula menurut peneliti lampu CFL juga mengandung sejumlah bahan beracun seperti merkuri yang diketahui mampu menimbulkan kerusakan saraf, bayi lahir cacat dan risiko kesehatan lainnya.
Menanggapi studi ini, produsen lampu CFL mengungkapkan bahwa tingkat radiasi yang dipancarkan oleh lampu CFL masih relatif rendah sehingga bola lampunya aman digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Meski begitu dengan adanya studi ini, konsumen diminta untuk lebih bijak lagi memilih sumber penerangan yang ramah terhadap kesehatannya. Tak hanya memperhitungkan efisiensi energi, tahan lama atau rendahnya tagihan listrik semata.
No comments:
Post a Comment