info dari detik ini tidak manusiawi,coba simak :
Orang usia lanjut memang membutuhkan perawatan khusus yang membutuhkan biaya ekstra. Dengan alasan sibuk, beberapa orang ada yang mengirim kerabatnya berusia lanjut ke panti jompo. Tapi lain halnya dengan tren yang sedang marak di Jerman. Alih-alih mengirim ke panti jompo, para tua renta di sana malah dibuang ke luar negeri.
Orang-orang usia lanjut di Jerman kini banyak yang dikirim ke rumah perawatan di Eropa Timur dan Asia yang menawarkan biaya perawatan lebih murah. Beberapa organisasi sosial di Jerman menilai upaya ini merupakan 'deportasi yang tidak manusiawi'. Namun tren ini agaknya mendapat dukungan dari para peminatnya, baik dari pemerintah maupun swasta.
Sejumlah penyedia layanan kesehatan swasta sudah membangun rumah perawatan di luar negeri. Bahkan asuransi pemerintah juga mencoba mencari cara untuk dapat merawat kliennya di luar negeri. Organisasi sosial-politik bernama Sozialverband Deutschland (VDK) menyatakan bahwa banyaknya panti jompo di Jerman yang tidak mampu memberi perawatan ini merupakan sinyal bahaya.
"Kita tidak bisa membiarkan orang-orang yang telah membangun Jerman dideportasi. Ini tidak manusiawi," kata presiden VDK, Ulrike Mascher seperti dikutip dari harian The Guardian, Senin (1/12/2012).
Sebagian besar lansia dari Jerman dikirim ke Eropa Timur. Menurut para peneliti, sekitar 7.146 orang lansia berada di Hungaria, 3.000 orang di Republik Ceko dan lebih dari 600 orang di Slovakia pada tahun 2011. Sebagian besar lainnya dikirim ke Spanyol, Yunani dan Ukraina. Bahkan negara-negara di benua lain seperti Thailand dan Filipina juga tak luput dari destinasi 'pembuangan'.
Sayangnya, para lansia ini seolah tak punya pilihan lain selain meninggalkan negerinya sendiri. Di luar negeri, mereka bisa mendapat pelayanan kesehatan dengan standar tinggi namun biayanya lebih rendah dibanding yang ditawarkan di tanah airnya. Walau demikian, banyak lansia yang mengakui bahwa mereka sebenarnya merasa berat hati keluar dari negaranya.
Biaya perawatan kesehatan di luar Jerman yang harus dikeluarkan untuk lansia rata-rata sepertiga lebih sedikit ketimbang biaya yang harus dikeluarkan di Jerman. Selain itu, kualitas perawatan yang ditawarkan juga dianggap lebih bagus.
Sabine Jansen, kepala Alzheimer Society di Jerman, mengatakan bahwa dia merasa sangat prihatin melihat banyaknya pasien demensia yang keluar dari negaranya sendiri. Padahal ia yakin para orang tua yang pikun itu tak akan dapat membedakan pelayanan di negaranya sendiri dan di luar negeri. Menurut Jansen, pengidap demensia perlu ditempatkan dalam lingkungan yang familiar, terutama bagi pasien yang ingin mempertahankan identitasnya.
"Pasien demensia kesulitan mengenali budaya dam bahasa yang sama sekali berbeda, karena mereka hidup sangat lama di tempat yang memiliki banyak kenangan sebelumnya," kata Jansen.
Orang usia lanjut memang membutuhkan perawatan khusus yang membutuhkan biaya ekstra. Dengan alasan sibuk, beberapa orang ada yang mengirim kerabatnya berusia lanjut ke panti jompo. Tapi lain halnya dengan tren yang sedang marak di Jerman. Alih-alih mengirim ke panti jompo, para tua renta di sana malah dibuang ke luar negeri.
Orang-orang usia lanjut di Jerman kini banyak yang dikirim ke rumah perawatan di Eropa Timur dan Asia yang menawarkan biaya perawatan lebih murah. Beberapa organisasi sosial di Jerman menilai upaya ini merupakan 'deportasi yang tidak manusiawi'. Namun tren ini agaknya mendapat dukungan dari para peminatnya, baik dari pemerintah maupun swasta.
Sejumlah penyedia layanan kesehatan swasta sudah membangun rumah perawatan di luar negeri. Bahkan asuransi pemerintah juga mencoba mencari cara untuk dapat merawat kliennya di luar negeri. Organisasi sosial-politik bernama Sozialverband Deutschland (VDK) menyatakan bahwa banyaknya panti jompo di Jerman yang tidak mampu memberi perawatan ini merupakan sinyal bahaya.
"Kita tidak bisa membiarkan orang-orang yang telah membangun Jerman dideportasi. Ini tidak manusiawi," kata presiden VDK, Ulrike Mascher seperti dikutip dari harian The Guardian, Senin (1/12/2012).
Sebagian besar lansia dari Jerman dikirim ke Eropa Timur. Menurut para peneliti, sekitar 7.146 orang lansia berada di Hungaria, 3.000 orang di Republik Ceko dan lebih dari 600 orang di Slovakia pada tahun 2011. Sebagian besar lainnya dikirim ke Spanyol, Yunani dan Ukraina. Bahkan negara-negara di benua lain seperti Thailand dan Filipina juga tak luput dari destinasi 'pembuangan'.
Sayangnya, para lansia ini seolah tak punya pilihan lain selain meninggalkan negerinya sendiri. Di luar negeri, mereka bisa mendapat pelayanan kesehatan dengan standar tinggi namun biayanya lebih rendah dibanding yang ditawarkan di tanah airnya. Walau demikian, banyak lansia yang mengakui bahwa mereka sebenarnya merasa berat hati keluar dari negaranya.
Biaya perawatan kesehatan di luar Jerman yang harus dikeluarkan untuk lansia rata-rata sepertiga lebih sedikit ketimbang biaya yang harus dikeluarkan di Jerman. Selain itu, kualitas perawatan yang ditawarkan juga dianggap lebih bagus.
Sabine Jansen, kepala Alzheimer Society di Jerman, mengatakan bahwa dia merasa sangat prihatin melihat banyaknya pasien demensia yang keluar dari negaranya sendiri. Padahal ia yakin para orang tua yang pikun itu tak akan dapat membedakan pelayanan di negaranya sendiri dan di luar negeri. Menurut Jansen, pengidap demensia perlu ditempatkan dalam lingkungan yang familiar, terutama bagi pasien yang ingin mempertahankan identitasnya.
"Pasien demensia kesulitan mengenali budaya dam bahasa yang sama sekali berbeda, karena mereka hidup sangat lama di tempat yang memiliki banyak kenangan sebelumnya," kata Jansen.
No comments:
Post a Comment